REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pemuda Muslim se-Eropa, Jurjen Van der Wiel menilai, kunci menghadapi tantangan sebagai minoritas adalah dakwah. Sejarah mencatat, Islam amsuk ke Belanda tidak melalui peperangan melainkan dakwah.
"Orang berdawkah itu harus tahu sejarah Islam, penting," kata Jurjen di Jakarta International Islamic Conference, Rabu (30/11).
Saat ini, lanjutnya, Islam di Belanda banyak alami perkembangan. Populasinya mencapai 6 persen atau sekitar 400.000 jiwa. "Islam, yang dulu dianggap agama imigran dan membuat banyak kelompok sesuai asal, sekarang sudah mulai berubah," kata dia.
Perkembangan itu, menurut Jurjen, dikarenakan sejumlah alasan. Pertama, banyak warga Belanda menemukan makna hidup dalam Islam.
"Sekarang, khutbah Jumat pun sudah memakai bahasa Belanda, tidak bahasa asal masing-masing negara," ujar pria yang memiliki nama Islam Muhammad Ikhlas tersebut.
Menurutnya, penggunaan bahasa Belanda saat berdawkah memiliki manfaat yang sangat besar. Utamanya, untuk mengajarkan pemuda Muslim akan persatuan Islam.
Ihwal keberadaan media sosial, ia melihat itu sebagai sarana tepat untuk berdakwah kepada pemuda Muslim, demi menguatkan keimanan yang dimiliki.
Namun, Jurjen mengingatkan penggunaan media sosial harus selalu hati-hati, dan sadari akan selalu ada orang yang ingin menjelek-jelekan Islam. "Makanya, Muslim Belanda tidak bisa jalan sendiri, butuh dukungan saudara-saudara Muslim dunia," kata Jurjen.