Jumat 25 Nov 2016 17:17 WIB

105 Napi Lapas Nusakambangan Ikuti Pentas Seni dan Dakwah

LP Nusakambangan
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
LP Nusakambangan

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP --  Sebanyak 105 napi dari lembaga pemasyarakatan (lapas) se-Pulau Nusakambangan dan Cilacap mengikuti Pekan Seni dan Dakwah yang digelar di Lapas Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Lomba dalam Pekan Seni dan Dakwah ini merupakan kegiatan tahunan yang sebenarnya dalam rangka Pekan Muharam namun tertunda karena beberapa kegiatan sehingga baru dilaksanakan hari ini. Jenis lombanya berupa marawis, murotal, ceramah, dan cerdas cermat," kata Koordinator Lapas Se-Nusakambangan dan Cilacap Abdul Aris di Lapas Permisan, Jumat (25/11).

Menurut dia, kegiatan tersebut diikuti perwakilan dari seluruh lapas se-Nusakambangan dan Cilacap masing-masing sebanyak 15 orang kecuali Lapas Terbuka yang saat ini tidak ada warga binaannya (napi, red.). Ia mengatakan lapas-lapas yang mengirimkan peserta terdiri atas Lapas Batu, Lapas Besi, Lapas Narkotika, Lapas Kembang Kuning, Lapas Permisan, Lapas Pasir Putih, dan Lapas Cilacap.

"Tujuan dari kegiatan ini, yang pertama untuk ukhuwah islamiyah, kedua untuk rekreasi, dan ketiga untuk syiar agama Islam," katanya.

Akan tetapi kenyataannya, kata dia, kegiatan tersebut tidak hanya diikuti napi yang beragama Islam karena ada napi yang beragama lain. "Contohnya grup marawis dari Lapas Narkotika, pemain organnya seorang Nasrani. Mudah-mudahan dapat hidayah," katanya.

Aris mengatakan kegiatan tersebut juga diikuti terpidana kasus terorisme namun mereka hanya boleh mengikuti lomba marawis dan murotal.

Sementara itu, Koordinator Pesantren Lapas Se-Nusakambangan dan Cilacap K.H. Hasan Makarim mengatakan kegiatan tersebut juga ditujukan untuk memotivasi napi atau warga binaan untuk terus bersemangat menjalankan ibadah, menunjukkan kemandirian, dan kepribadian.

"Dengan demikian mereka siap kembali ke keluarga dan masyarakat dengan membawa bekal yang cukup, mempunyai keterampilan yang memadai, dan punya kepribadian yang lebih positif," katanya.

Salah seorang napi kasus narkotika, Siswanto mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut khususnya lomba marawis. Dia mengaku banyak dibina selama menjalani hukuman di Lapas Permisan, baik pembinaan kerohanian melalui pesantren maupun kegiatan olahraga.

"Alhamdulillah di sini kami mendapat pembinaan keagamaan sehingga lebih tahu agama. Saya tidak ingin kembali mendekati narkoba, kasihan anak dan istri," kata dia yang divonis empat tahun penjara dan telah dijalani selama dua tahun tiga bulan.

Napi lainnya, Robby Sakti Mimbar mengaku banyak mendapat pembinaan selama menjalani hukuman di Lapas Besi sehingga mendapat kesempatan untuk menekuni hobinya bermain musik. Hingga akhirnya, dia yang terlibat kasus narkoba berkesempatan tampil sebagai vokalis dalam grup marawis Lapas Besi.

"Kelak setelah bebas, saya ingin kembali ke dunia musik. Saya menyesal dekat dengan narkoba sehingga harus berpisah dengan orang tua dan orang-orang yang saya sayangi," kata dia yang divonis 10 tahun penjara dan telah dijalani selama empat tahun. Dia mengaku ingin menyosialisasikan bahaya narkoba melalui musik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement