Jumat 25 Nov 2016 16:14 WIB

Muhammadiyah Bangun Pusat Bisnis Persyarikatan di DIY

Rep: Yulianingsih/ Red: Agung Sasongko
Logo Muhammadiyah.
Foto: Wikipedia
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta akan membangun dua hingga tiga titik business center atau pusat bisnis bagi persyarikatan tersebut.

Ketua PWM DIY, Gita Danu Pranata mengatakan, pusat bisnis milik Muhammadiyah yang pertama akan dibangun di Wates, Kulonprogo. Pembangunan pusat bisnis ini menunggu selesainya pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kulonprogo.

"Kita sudah ada tanah 3.000 meter persegi dan site plan sudah siap," ujarnya ditemui disela-sela kajian ekonomi PWM DIY di gedung PWM, Jumat (25/11) sore.

Pusat bisnis tersebut rencananya berada di gedung utama yang merupakan bangunan khusus toko-toko souvenir atau oleh-oleh khas Yogyakarta. Gedung lainnya berupa pusat perkantoran dan ada satu masjid besar. Pembangunan pusat bisnis ini diperkirakan menelan dana Rp 5 Miliar.

"Kita sudah siap dananya, tingga menunggu kapan bandara selesai, kita langsung realisasikan," ujarnya.

Pusat binis Muhammadiyah kedua akan dibangun di Tamanan, Banguntapan, Bantul atau bersebelahan dengan kampus terpadu Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. PWM DIY sudah membeli tanah sekitar 3.000 ribu meter persegi di daerah tersebut.

"Untuk di Bantul ini kita fokuskan untuk usaha yang terkait melayani mahasiswa, apakah nanti asrama mahasiswa atau cafe atau apa," ujarnya.

Pembangunan pusat bisnis milik Muhammadiyah di Bantul ini juga menunggu selesainya pembangunan kampus terpadu UAD. PWM menurut Gita juga sudah menyiapkan pusat bisnis ketiga dan keempat.

Langkah yang diambil PWM DIY ini kata dia, merupakan amanah dari hasil Muktamar di Makasar tahun lalu. Menurutnya, Muhammadiyah akan fokus dalam dakwah dibidang ekonomi.

"Dulu Muhammadiyah didirikan oleh sudagar batik di Kauman. Muhammadiyah berdiri dari aktivitas ekonomi baru kemudian bergeser ke pendidikan dan kesehatan. Ini akan kita kembalikan lagi dengan menghidupkan sektor bisnis Muhammadiyah," ujarnya.

Pusat bisnis milik Muhammadiyah inipun kata dia, akan dikelola tersendiri oleh Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM).

Sementara itu Wakil ketua Bidang Ekonomi PWM DIY, Isnawan mengatakan, untuk pengembangan ekonomi di tubuh persyarikatan dibutuhkan komitmen bersama dan kajian ekonomi secara berkesinambungan. Karenanya kata dia, PWM menggelar kajian ekonomi secara rutin di gedung PWM DIY.

"Dengan kajian kita memperkaya ilmu dan hati kita untuk terus bergerak dan mencari solusi terbaik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement