REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar Halaqah Ulama Rakyat dengan tema ‘ Tabayyun Kontitusi’ dari berbagai daerah di Indonesia. Halaqah ulama ini digelar untuk menempatkan kembali peran ulama dalam kehidupan bernegara yang dikesampingkan selama ini.
Anggota Dewan Syuro PKB yang menjadi Ketua panitia halaqah, kali ini, Maman Imanulhaq, mengatakan, para ulamalah pihak yang selalu menjaga nilai-nilai keislaman, namun tidak mengesampingkan konstitusi bernegara. Hal itu juga masih berlaku dalam kondisi bangsa yang mulai 'menghangat' belakangan ini.
“Nilai-nilai keislaman dijaga, di sisi lain nasionalisme juga. Artinya, tuntutan syariah ditegakkan, tetapi juga bagaimana demokrasi nasional dalam hal ini Indonesia tetap selaras,” ujar Maman saat melakukan kunjungan ke Kantor Republika, Jalan Buncit Raya, Pejaten, Kamis (24/11).
Karenanya, melalui halaqah tersebut, pihaknya ingin mengingatkan masyarakat terkait peran ulama untuk bangsa. Menurutnya, sejak awal bangsa Indonesia berdiri hingga saat ini para ulama sebagai pusat intelektual dalam membangun transfrormasi dan gerakan perubahan multikultural di masyarakat namun tetap berbasiskan nilai agama.
“Kita mau melalui halaqah ini menjawab persoalan di negeri ini secara rasional, maka kita perlu mensistematiskan konstitusi ini oleh ulama, tabayyun konstitusi oleh para ulama ini,” katanya.
Mereka juga memiliki kepedulian terhadap konsititusi. Hanya saja, hal tersebut, tidak disampaikan dengan gamblang.
“Mereka nggak mau, takut gibah, takut sombong. Padahal, saat ini, kita mau melawan kelompok yang secara serampangan menyosialisasikan macam hal dalam pertarungan dunia maya ini, sekaligus juga memberikan kita pelajaran besar di tengah banyak orang yang tiba-tiba dengan gampang menjadi kiyai, ada orang yang beragama secara simbolik,” ujar Maman.
Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Andi Muawiyah Ramli mengatakan, acara ini, juga untuk membuang stigma bahwa para ulama ini sebagai tempat pembuangan semata. Pasalnya, tindak lanjut dari halaqah ulama rakyat tersebut nantinya untuk diteruskan ke daerah. Dengan ini, diharapkan mengubah wawasan para kyai di daerah untuk terlibat aktif dalam pemuliaan konstitusi.
Dikatakan Andi, diamnya para ulama terhadap persoalan yang hangat dikarenakan menjaga kemaslahan umat, bukan karena berpihak kepada penguasa maupun kelompok tertentu. “Prinsip aswaja ini dianggap dengan kekuasaan, dianggap diam, padahal ingin menahan supaya tidak terjadi maslahat, tidak pernah kita lugot, melawan pemerintah yang sah,” ujarnya.
Andi menegaskan, sebenarnya, di kalangan para ulama juga beberapa, di antaranya geram dengan kondisi saat ini. Hanya memang, kata dia, tidak kemudian diungkapkan dengan reaktif seperti yang terjadi saat ini.
Dalam kunjungan tersebut juga hadir salah satu Ketua DPP PKB Saifullah Maksum dan sejumlah dari Dewan Syuro PKB lainya. Adapun halaqah sendiri rencannya akan digelar pada Senin (28/11) pekan depan. Diketahui halaqah akan diikuti oleh 250 ulama yang memiliki keilmuan di berbagai bidang.