Kamis 24 Nov 2016 15:28 WIB

Kelompok Muslim di Inggris Kumpulkan Ribuan Baju Hangat untuk Tunawisma

Rep: wahyu suryana/ Red: Damanhuri Zuhri
komunitas muslim inggris (ilustrasi)
Foto: The Independent
komunitas muslim inggris (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 1.000 baju hangat dikumpulkan badan amal Muslim di Inggris bagi tunawisma untuk melewati musim dingin. Baju yang dikumpulkan pun beragam seperti mantel, topi, syal dan jumper.

Masyarakat yang menyumbangkan barang-barang mereka tahu itu akan didistribusikan ke tempat penampungan tunawisma, pusat pengungsian, organisasi lansia, perlindungan perempuan, pusat anak-anak dan badan amal lain. Ini menjadi bagian dari gerakan Human Appeals Wrap Up Manchester, yang mengundang masyarakat berbagi lewat situs Safestore Self Storage.

Ini merupakan tahun pertama Human Appeals Wrap Up Manhester, dan gerakan ini akan dilakukan lebih masif selama musim dingin mendatang. Gerakan itu adalah gagasan Human Appeal and Hansd On London, organisasi yang menggelar kampanye serupa dengan tema Wrap Up London, dan telah diselenggarakan di London selama enam tahun.

"Orang yang tidur di jalanan akan datang ke salah satu tempat penampungan di mana ada mantel gratis, dari sana, mereka akan ditawari bantuan masalah lain seperti tempat tinggal, narkoba, kesehatan," kata Samra Said, Koordinator Human Appeals UK Project, seperti dilansir Mirror, Kamis (24/11).

Masih ada lebih dari 250 paket belum tiba dari situs Collect Plus, yang telah dikumpulkan dari sumbangan orang-orang atas gerakan Wrap Up Manchester.

Human Appeals berharap akan ada lebih dari 1.500 item sumbangan yang akan terkumpul, dengan tujuan yang tidak sekadar untuk menghangatkan tubuh tapi bisa merubah hidup seseorang.

Badan amal itu tengah berduka awal tahun ini, karena kehilangan seorang dokter di Suriah akibat serangan udara saat tengah merawat pasien.

Dokter Emad Alnesr yang bekerja dengan Human Appeals, menjadi salah satu korban dari serangan yang telah menghancurkan setidaknya lima rumah sakit dan dua sekolah, dengan korban sekitar 50 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement