Kamis 24 Nov 2016 14:25 WIB

Politikus Belanda Anti-Islam Berdalih di Pengadilan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agus Yulianto
Geerts Wilders
Foto: AP
Geerts Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Politikus Belanda, Geert Wilders, berdalih di hadapan sidang yang mengadili dirinya atas kasus ujaran kebencian. BBC melaporkan, Kamis (24/11), Geert menolak tuduhan yang mengatakan diri dan pendukungnya sebagai kelompok rasisme.

Dia juga berdalih, segenap rakyat Belanda mendukung pandangannya mengenai minoritas Islam di Eropa. Geert menilai, dirinya bagian dari gerakan-gerakan yang belakangan marak menyuarakan antikemapanan. Gerakan ini menurutnya berpuncak pada keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa (Brexit) atau kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS.

"Sebuah gerakan sudah dimulai dan sedang menyita perhatian akan doktrin politik elite dan media-media yang mendukungnya," kata Geert Wilders seperti dikutip BBC, Kamis (24/11).

"Brexit membuktikannya. Pemilu Amerika membuktikannya," lanjut dia.

 

Selama ini, Geert dikenal sebagai politikus yang begitu gencar mendiskreditkan Islam. Misalnya, pada 2008 lalu, Geert memprakarsai film "Fitna" yang menuduh Nabi Muhammad SAW mengajarkan kekerasan di era modern.

Geert Wilders berulang kali mempromosikan anti-Islam. BBC mencatat, Geert pernah mengusulkan pelarangan Alquran di Belanda. Dia pula yang mendesak agar masjid-masjid ditutup di seantero Belanda.

Pada 2011, Geert dibebaskan dari tuduhan telah menghasut publik untuk memusuhi orang Islam. Pada Maret mendatang, Belanda akan menggelar pemilihan umum. Partai Kebebasan (PVV), tempat Geert Wilders berada, berposisi dekat dengan partai berkuasa, VVD yang menganut paham liberal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement