Senin 21 Nov 2016 14:40 WIB

Agar Hati Kembali Mendapat Cahaya dan Hidayah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Penyebab pertama yang kerap membuat hati seseorang menjadi keras adalah hawa nafsu./ilustrasi
Foto: allw.mn
Penyebab pertama yang kerap membuat hati seseorang menjadi keras adalah hawa nafsu./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ada banyak hal yang dapat menyebabkan hati seseorang menjadi keras. Namun, seluruh penyebab itu dapat dipastikan karena orang tersebut jauh dari Allah SWT. Tema ini menjadi bahasan dalam Majelis Taklim Nurul Ikhlas di Ciracas, Jakarta, yang menggelar kajian rutin tematik pada Sabtu (12/11).

Pemateri Ustaz Elvi Syam mengungkapkan, penyebab pertama yang kerap membuat hati seseorang menjadi keras adalah hawa nafsu. Ketika hawa nafsu tidak dapat dikontrol dan dikendalikan, niscaya dia akan mudah terperosok dalam lubang kemaksiatan. Karena itu, butuh upaya yang gigih ketika seseorang hendak melepaskan diri dari belenggu maksiat.

Ustaz Elvi Syam melanjutkan, Allah SWT telah menyatakan hal demikian. "Allah SWT mengatakan, kemudian mereka berpaling (dari Allah), Dia pun akan palingkan hati mereka. Ketika kita lupa kepada Allah, Dia juga akan lupa kepada kita," ujarnya.

Penyabab lainnya, hal yang kerap merasuki manusia dan mengakibatkan hatinya keras adalah kesombongan. Sifat yang selalu mencerminkan kesombongan adalah selalu menganggap rendah dan remeh orang lain. "Ketika memiliki sifat demikian, seseorang juga akan sangat sulit untuk ramah kepada orang lain. Akibatnya, dia akan terasing dengan kekerasan hatinya sendiri," ucap Ustaz Elvi Syam.

Hal berikutnya yang dapat mengeraskan hati seseorang adalah berlebih-lebihan dalam mubah. Dalam artian, mubah sebagai hal yang tidak berdosa dan tidak berpahala bila dilakukan. "Karena tidak dilarang kita malah berfoya-foya dalam urusan dunia. Belanja, misalnya, boleh dilakukan, asal tidak berlebih-lebihan. Sebab, ketika berlebihan, hal tersebut akan merusak akhlak dan hati kita," ucap Ustaz Elvi Syam.

Selain hal-hal tersebut, dia menerangkan, masih banyak hal lain yang dapat menyebabkan hati seseorang mengeras dan jauh dari Allah SWT. Adapun tanda yang dapat dirasakan ketika hati manusia mengeras, yakni ketika hati mereka kebal saat melakukan amal saleh ataupun kemungkaran. "Ketika shalat dan membaca Alquran, misalnya, hati mereka tidak merasakan apa-apa. Ketika berbuat maksiat, mereka juga biasa saja. Nah, ini tanda bahwa hati mereka tidak lagi mengeras, tapi sudah mati," ujar sang ustaz.

Ia menilai, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan agar hati kembali mendapat cahaya dan hidayah. Pertama adalah memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Hal tersebut persis seperti yang dianjurkan Hasan bin Ali ketika ada seseorang yang bertanya kepadanya perihal cara melunakkan hati. Kedua adalah selalu berdoa dan memohon ampunan serta petunjuk dari Allah SWT. Sebab, bagaimanapun Allah SWT selalu menerima hamba-hamba yang ingin bertaubat dan kembali ke jalan-Nya.

Untuk menunjukkan kesungguhan untuk kembali ke jalan-Nya, Ustaz Elvi Syam menjelaskan, upaya yang patut dilaksanakan adalah menjaga ibadah-ibadah yang fardu atau wajib. "Shalat adalah yang utama. Sebab, Allah SWT telah berfirman bahwasannya shalat akan menjaga manusia dari perbuatan mungkar," ucapnya. Apabila ibadah wajib telah terjaga, dia menjelaskan, ada baiknya pula mulai belajar menunaikan ibadah sunah. Dia mencontohkan, puasa Senin-Kamis, bersedekah, dan lain-lain.

Berikutnya, seseorang dapat melunakkan hatinya dengan selalu mengingat bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara. Seorang manusia harus mengingat bahwa dia akan mati dan akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan di hadapan Allah SWT.

Agar amalan-amalan tersebut dapat terjaga, Ustaz Elvi Syam menganjurkan agar seseorang juga rutin menghadiri pengajian dan majelis-majelis taklim. "Mudah-mudahan ilmu ini dapat menjaga hati kita, yang sebelumnya keras akan menjadi lunak," kata dia.

Ketua DKM Nurul Ikhlas Eko Hartono mengatakan, kajian di masjidnya rutin diadakan tiga kali dalam sepekan. "Setiap Selasa ba'da Maghrib, kemudian Sabtu dan Ahad setiap pagi pukul 09:30 WIB hingga menjelang Zuhur," ujarnya.

Adapun tujuan kajian tersebut adalah untuk meningkatkan kadar keilmuan jamaah Masjid Nurul Ikhlas. "Tentunya sesuai dengan Alquran dan sunah, serta pemahaman para sahabat. Supaya amalnya nanti sesuai dalil yang diajarkan Nabi," ujar Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement