REPUBLIKA.CO.ID, WASHINTON DC -- Pendukung Hillary Clinton yang menamakan diri sebagai pantsuit nation melakukan aksi unjuk rasa di Islamic Centre. Mereka menyatakan dukungannya terhadap umat Islam yang merasakan ketakutan pascaterpilihnya Trump sebagai presiden AS.
Aksi ini diikuti sekitar 40 orang, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak. Kedatangan mereka disambut hangat oleh komunitas Muslim.
Salah seorang peserta aksi, Kristi Tolman mengatakan aksi ini dilakukan untuk menunjukkan aksi solidaritas dan kepedulian komunitas mereka terhadap Muslim di Amerika Serikat.
Ini dikarenakan, beberapa Muslim merasakan ketakutan terkait meningkatnya sentimen anti Islam di negara tersebut. "Kami mencintai tetangga Muslim kami," ujar Kristi Tolman seperti dilansir "http:charlotteobserver.com"charlotteobserver.com (18/11).
Pada kampanye beberapa waktu lalu, Trump menyampaikan retorika yang menyudutkan umat Islam. Ia berjanji untuk melarang umat Islam memasuki Amerika Serikat. Khususnya Muslim yang berasal dari daerah konflik.
Namun pernyataan kontroversial Donald Trump ini telah hilang dari situs kampanyenya, Kamis (10/11). Kendati demikian, insiden Islamofobia dilaporkan masih terus terjadi. Bahkan mengalami peningkatan pascakemenangan Trump.
Organisasi Advokat Muslim mengecam pilihan Trump yang menunjuk Michael Flynn sebagai penasihat keamanan nasional. Ini dikarenakan Flynn telah menyebut Islam adalah sebuah kanker.
Sementara itui anggota dari komunitas pantsuit nation yang merupakan seorang Muslim, Victoria Abdelfattah mengaku belum menerima perlakukan kasar yang berkaitan dengan fisik. Tetapi ia pernah melihat aksi islamofobia yang melibatkan temannya sejak pemilu.
"Ini telah menyebabkan lebih banyak perpecahan. Tapi aku tidak akan membiarkan kebencian ini menguasai hidup saya,” katanya. FBI merilis data bahwa tindakan kejahatan anti Islam telah mengalami peningkatan 67 persen pada 2015.