Ahad 20 Nov 2016 11:51 WIB

Konvensi Pencinta Allah, Cara untuk Mencintai Allah

Rep: mgrol084/mgrol086/ Red: Agus Yulianto
Ustaz Erick Yusuf
Foto: istimewa
Ustaz Erick Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Syiar Network (ISN) kembali menggelar Konvensi Pecinta Allah (KPA) 2016, dengan tema 'Love and Pray' pada Sabtu (19/11) di Skenoo Exhibition Hall Gandaria City, Jakarta. Dalam kegiatan ini, diharapkan umat Islam dapat mencari cara untuk mencintai Allah SWT dengan melalui doa atau apapun yang dilakukannya.

KPA 2016 ini merupakan ketiga kalinya. Sebelumnya, KPA digelar pada 2014 dengan tema 'Hope and Fear' dan kedua pada 2015 dengan tema 'Heaven and Earth'.

ISN adalah komunitas penggiat syiar yang dirikan pada 2011, dengan filosofi love, learn, and share. Upaya dakwah ISN dilakukan melalui kreatif dakwah, digital dakwah, dan inspiring seminar.

Ketua Volunteer ISN, Ria R Christiana, mengatakan, bahwa tahun ini ISN kembali melanjutkan untuk berkomitmen dalam melakukan dakwah syiar. “ISN ditujukan untuk orang-orang yang ingin mencari ilmu dan bersilaturahmi. Apalagi tema kita tahun ini Love and Pray, ini agar kita tahu caranya untuk mencintai Allah SWT melalui doa atau apapun yang kita lakukan,” ujar Ria.

Suasana saat acara berlangsung terlihat cukup ramai dengan kedatangan para peserta, baik yang datang secara perorangan maupun kelompok atau organisasi, serta beberapa volunteer ISN dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka datang dengan tujuan yang sama yaitu untuk mempelajari cara manusia sebagai umat Islam agar lebih mencintai Tuhannya.

"Jujur saja ini pertama kali untuk saya. Begitu tahu acara ini, saya langsung daftar. Saya ke sini dengan tujuan agar saya tahu bagaimana cara kita untuk mencinta Allah sebagai umat-Nya,” ujar Siti (36 tahun), salah satu peserta KPA.

Selain itu, suasana menjadi meriah karena kedatangan para pembicara dan beberapa penampil, antara lain Ustaz Abi Makki, Ustaz Arifin Jayadiningrat, Ustaz Novel Alaydrus, Ustaz Yuke Sumeru, Ustaz Salman Al-Farisi, Kang Rasyid, BR. Daood Mustafa dan Ustaz Erick Yusuf.

Saat acara KPA berlangsung, BR Daood Mustafa, Ustaz Erick Yusuf dan Ustaz Yuke Sumeru memberikan penampilan yang cukup berbeda. BR.Daood Mustafa menyampaikan tausiyahnya melalui lagu, yaitu lagu yang berjudul Senang-Senag Mereka yang Sibuk dengan Qulullah.

Sedangkan Ustaz Erick Yusuf menyampaikan tausiahnya melalui sebuah pertujukan teaterikal sebuah puisi. Sedangkan yang berbeda dari cara Ustaz Yuke menyampaikan tausiayah, yaitu dengan menceritakan masa lalunya melalui konsep hampir seperti stand up comedy.

Ustaz Arifin Jayadiningrat, salah satu pembicara dalam forum KPA itu megatakan, bahwa Konvensi Pencita Allah merupakan sebuah acara yang sangat bagus dan aktual mengingat kondisi umat Islam saat ini. “Acara itu sangat aktual ya, apalagi kondisi umat sedang memanas bukan hanya di Jakarta, bahkan sampai ke seluruh tanah air,” katnya kepada Republika.co.id, Sabtu (19/11).

Ustaz yang sempat memimpin doa dalam acara tersebut juga memaparkan bahwa ada satu permasalahan besar dalam hidup yaitu cara mengetahui agar sebagai umat, manusia mencinta Allah SWT dan rasul-Nya melebih cinta manusia kepada sesama manusia. Caranya, kata dia, manusia harus selalu bersyukur atas kebesaran yang telah Allah berikan.

Melihat kondisi umat Islam saat ini, Ustaz Arifin berkomentar perihal terdapatnya sebuah paradigma yang salah, yaitu ketika banyak orang menganggap umat Islam akan diam saja ketika agamanya dihina atau disinggung dengan alasan Allah atau Islam itu Maha Mulia.

“Ketika ada manusia manyinggung agama Allah, maka umat Islam akan turun untuk membela. Kalau kita membela Allah, maka Allah akan membela kita,” tegasnya.

Ketika Ustaz Arifin berbicara dalam forum KPA, ia sempat menceritakan sebuah cerita tentang temannya yang sebelumnya membenci agama Islam hingga pada akhirnya ia memilih menjadi sekorang mualaf.

“Sebut saja dia Mr G. Pengalaman itu membuat saya berpikir, betapa banyak manusia yang lahir langsung sebagai umat Islam, tetapi mereka tidak menjalani perintah Allah SWT. Sedangkan yang tidak dilahirkan dengan agama Islam, justru merasakan kerinduan dengan Islam setaiap waktunya,” ujar Ustaz Arifin.

Sebelumnya, salah satu volunteer ISN Steave, menceritakan kisahnya ketika ia menjadi seorang mualaf. Ia belajar kajian-kajian tentang Islam setiap satu kali dalam seminggu, yaitu melalu hotib Jumat, serta setahun sekali melalui berpuasa di bulan suci Ramadhan. “Saya pernah dianggap sebagai orang aneh ketika memilih hijrah ke Islam,” ujarnya ketika menjadi pembawa acara KPA.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement