Jumat 18 Nov 2016 17:54 WIB

Muhammadiyah Diminta Lebih Matang Mengurusi Arsipnya

Rep: Yulianingsih/ Red: Agus Yulianto
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Foto: uin-suka.ac.id
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebgai sebuah organisasi Muhammadiyah, telah memiliki banyak dokumen dan arsip yang bisa menjadi bukti akan perjalanan sejarah Muhammadiyah sendiri. Namun sampai usia 104 tahun, Muhammadiyah belum memiliki program khusus untuk melestarikan arsip dan dokumen tersebut.

"Arsip ini adalah bukti otentik pergerakan yang tak terbantahkan dan menjadi tonggak bagi Muhammadiyah dimasa depan, bagi pimpinan Muhammadiyah kedepan untuk bisa banyak belajar," ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Abdul Munir Mulkan, saat menjadi pembicara dalam seminar Muhammadiyah dalam lorong waktu di Lantai Dasar Masjid KHA Dahlan Kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (18/11).

Selain seminar kegiatan tersebut juga diisi pameran arsip dan foto Muhammadiyah. Seminar sendiri merupakan rangkaian kegiatan MIlad Muhammadiyah ke 104 di UMY. Puncak Milad sendiri dilakukan Kamis Malam di Sportorium UMY.

Menurut Mulkan, arsip bisa menjadi acuan generasi selanjutnya untuk belajar dan mengerti tentang Muhammadiyah. Bahkan dari arsip-arsip itulah, pimpinan Muhammadiyah ke depan bisa banyak melakukan telaah dan acuan dalam mengeluarkan kebijakan terkait Muhammadiyah di masa mendatang.

Hanya saja, kata dia, Muhammadiyah belum memiliki wadah kearsipan yang memadai untuk melestarikan setiap arsip dan dokumen yang ada. Dan hal itu, menurutnya, sangat disayangkan. "Ke depan, Muhammadiyah harus lebih matang dalam mengelola arsipnya tersebut," katanya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan arsip yang ada, kata Mulkan, adalah dengan emmbuat buku-buku tematik tertentu terkait arsip yang ada. Dengan buku tersebut, maka arsip-arsip maupun dokumen tentang Muhammadiyah akan ditulis ulang dengan begitu kelestariannya akan lebih terjaga.

Dari sisi amal usaha sebagai sebuah arsip, Muhammadiyah telah banyak mendirikan sekolah, rumah sakit dan banyak panti asuhan. Tanpa arsip yang lengkap dan dilestarikan secara baiki, maka seluruh warga Muhammadiyah tidak akan paham secara utuh perkembangan dan proses yang dilalui persyarikatan dalam mendirikan amal usaha tersebut.

Sebelumnya, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais mengatakan, Muhammadiyah berkeinginan membangun sebuah museum khusus. Ini dilakukan agar generasi mendatang bisa banyak belajar tentang Muhammadiyah melalui museum tersebut.

"Nanti museumnya kalau bisa, tidak berada di tengah-tengah kota, melainkan di pinggiran kota, di tempat yang luas dan indah. Sehingga museum tersebut juga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi Muhammadiyah," ujarnya.

Menurut Dahlan Rais, sebagai sebuah organisasi yang berusia 104 tahun MUhammadiyah memiliki dokumen foto dan arsip yang sangat banyak. Muhammadiyah juga dikenal sebagai organisasi yang bagus dan rapi dalam merawat dokumen dan arsipnya secara baik.

Melalui dokumen dan arsip ini, masyarakat bisa banyak melihat dan belajar tentang Muhammadiyah. "Gambar itu dapat berbicara ribuan kata, dan memberi banyak makna di dalamnya. Gambar juga lebih jelas gaungnya dibandingkan kata. Sehingga pameran foto bisa melengkapi sekaligus menyempurnakan narasi-narasi Muhammadiyah yang tertulis," katanya. Karenanya, keberadaan musuem Muhammadiyah menurutnya, menjadi hal yang penting ke depannya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement