Kamis 17 Nov 2016 15:46 WIB

Muhammadiyah Berkeinginan Bangun Museum

Rep: Yulianingsih/ Red: Agus Yulianto
Seorang pengunjung memperhatikan salah satu foto korban pelanggaran HAM saat dipamerkan di Gedung Pusat Muhammadiyah. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang pengunjung memperhatikan salah satu foto korban pelanggaran HAM saat dipamerkan di Gedung Pusat Muhammadiyah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pimpinan Pusat (PP) MUhammadiyah berkeinginan membangun sebuah museum khusus Muhammadiyah. Ini dilakukan agar generasi mendatang bisa banyak belajar tentang Muhammadiyah melalui museum tersebut.

Keinginan ini disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais saat membuka pameran foto dan arsip Muhammadiyah 2016 di Lantai Dasar Masjid AR Fachruddin Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (17/11). Pameran foto dan arsip tersebut merupakan rangkaian kegiatan Milad Muhammadiyah kie 104 pada 2016 ini. Pameran ini menampilkan 400 dokumen foto, arsip, dan artefak MUhammadiyah dari masa ke masa.

"Nanti museumnya kalau bisa, tidak berada di tengah-tengah kota, melainkan di pinggiran kota, di tempat yang luas dan indah. Sehingga museum tersebut juga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi Muhammadiyah," ujarnya.

Menurut Dahlan Rais, sebagai sebuah organisasi yang berusia 104 tahun MUhammadiyah memiliki dokumen foto dan arsip yang sangat banyak. Muhammadiyah juga dikenal sebagai organisasi yang bagus dan rapi dalam merawat dokumen dan arsipnya secara baik. Melalui dokumen dan arsip ini, masyarakat bisa banyak melihat dan belajar tentang Muhammadiyah.

"Gambar itu dapat berbicara ribuan kata, dan memberi banyak makna di dalamnya. Gambar juga lebih jelas gaungnya dibandingkan kata. Sehingga pameran foto bisa melengkapi sekaligus menyempurnakan narasi-narasi Muhammadiyah yang tertulis," katanya. Karenanya, keberadaan musuem Muhammadiyah, menjadi hal yang penting ke depannya.

Ketua Panitia Milad Muhammadiyah ke 104, Muhammad Yamin, mengatakan, Milad Muhammadiyah tahun ini menonjolkan konsep ke Indonesiaan, kemajuan dan keislaman. "Peringatan Milad kali ini tidak terlepas dari kegiatan reflektif kesejarahan MUhammadiyah sendiri," ujarnya saat pembukaan pameran foto dan arsip Muhammadiyah tersebut.

Menurutnya, tidak banyak yang bisa memaknai sebuah foto maupun arsip yang ada bahkan merawatnya. Namun, Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang sudah berumur 104 tahun dan memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang, membuktikan diri mampu merawat dan mengarsipkan kegiatannya dalam sebuah bingkai foto maupun dokumen serta artefak yang ada. "Sebuah foto atau dokumen itu tidak hanya memiliki nilai historis saja tetapi juga memiliki nilai keteladanan," katanya.

Pameran foto, dokumen, dan artefak milik Muhammadiyah ini, menurutnya ingin menghadirkan Muhammadiyah dan Islam dari sisi lain. Kata dia, ada sekitar 200 foto yang menjadi koleksi Muhammadiyah dan Arsip Nasional dipamerkan dalam ajang tersebut.

Selain itu ada dokumen, naskah berharga dan surat-surat keorganisasian Muhammadiyah juga dipamerkan. Artefak yang dipamerkan sendiri berupa stempel milik Muhammadiyah dari masa ke masa termasuk stempel milik organisasi otonom Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement