REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Jumlah kejahatan kebencian dilaporkan Biro Investigasi Federal (FBI) meningkat sebanyak 6,7 persen pada 2015 lalu di Amerika Serikat (AS). Namun, secara keseluruhan hal ini berkaitan dengan umat Muslim, di mana laporan atas kasus tersebut melonjak hingga mencapai 67 persen.
Kelompok hak-hak sipil telah mengkhawatirkan serangan akibat adanya pihak-pihak anti-Muslim di AS. Bahkan, hal ini disebut berlangsung sebelum terjadinya insiden terorisme di Paris, Prancis dan San Bernardino yang melibatkan organisasi dengan nama Islam.
Kasus rasis dan anti agama di Negeri Paman Sam mengalami peningkatan, bahkan meski Presiden AS Barack Obama memimpin pemerintahan. Ia yang merupakan seorang kulit hitam pertama yang menjadi pimpinan di negara itu tetap tidak dapat menangani hal tersebut.
Pertama kalinya, kejahatan kebencian terhadap Muslim di AS meningkat pada 2001. Saat itu, terjadi tragedi 9 Noevmber yang melibatkan kelompok teroris dengan nama Islam.
Peningkatan kasus yang dilaporkan kemudian diselidiki dengan lebih mendalam. FBI mengatakan penurunan kejahatan kebencian di AS hanya sempat terjadi antara 2014 hingga 2015.
Secara keseluruhan, ada 5850 kasus kejahatan kebencian yang terjadi pada 2015 lalu. Selain Muslim beberapa kasus kejahatan yang berkaitan dengan agama juga dilaporkan terjadi terhadap Yahudi, dengan peningkatan sebesar 9 persen.