Kamis 10 Nov 2016 13:52 WIB

Pesantren Harus Jadi Promotor Perdamaian

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Agus Yulianto
Pondok Pesantren Alquran Babussalam Bandung
Foto: Gunadi PM
Pondok Pesantren Alquran Babussalam Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam harus menjadi promotor perdamaian terutama di kalangan Muslim. Karena, permasalahan utama yang tengah mendera Islam adalah konflik sesama Muslim.

Hal ini disampaikan Pimpinan Pesantren Alquran Babussalam KH Muchtar Adam. Dia mengatakan, konflik antar sesama pemeluk agama Islam lahir karena perbedaan pendapat yang tidak disikapi dengan saling memahami.

Oleh karenanya, KH Muchtar mengatakan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan harus bisa menjadi tempat mempromosikan perdamaian. Menyikapi perbedaan dengan saling memahami.

"Sekarang ini kita ingin pesantren jadi promotor perdamaian sesuai dengan ajaran Islam yang berarti damai di mana harus menjunjung tinggi silaturahmi," katanya kepada Republika di Ponpes Babussalam di Dago Atas Bandung, Kamis (9/11).

 

Menurutnya, pesantren tidak boleh terbawa arus dengan perkembangan banyak umat Muslim yang saat ini selalu merasa benar dengan pemahamannya sendiri. Sehingga, timbul saling menyalahkan jika ada perbedaan keyakinan.

Hal itu terjadi, kata KH Muchtar, karena tidak memahami Alquran dan ajaran Islam secara menyeluruh. Sehingga timbul kedangkalan pemahaman yang membuat merasa benar tanpa tahun sisi lainnya.

"Contoh, dalam bidang Fiqih jangan hanya meyakini dan mempelajari satu mahzab. Harusnya semua dijadikan perbandingan. Jadi pesantren oti tidak hanya satu wawasan. Tafsir juga jangan meninjau satu segi saja," tuturnya.

Oleh karenanya, dia mengimbau, umat Muslim untuk mempelajari ajaran Islam termasuk Kitab Suci Alquran dari berbagai aspek. Bukan hanya dari aspek bahasa tapi sosiologi dan makna nilai yang terkandung.

Dengan saling memahami, Ia meyakini, Islam yang damai akan tercipta. "Berbeda boleh tapi perbedaan jangan sebabkan perpecahan. Akhlak Islam harus menjaga perdamaian," ucapnya.

Karenanya, pesantren yang dipimpinnya menggelar workshop bertemakan 'Pesantren For Peace' 9-11 November. Workshop tersebut dihadiri peserta dari perwakilan pesantren dan organisasi masyarakat Islam di Jawa Barat. Diharapkan para peserta bisa saling bertukar pendapat dan memahami Islam adalah agama yang menjunjung perdamaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement