Rabu 09 Nov 2016 13:30 WIB

Barat Curi Teknik Membuat Gelas dari Umat Islam

Rep: Amri Amrullah/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Venesia pusat pembuatan seni gelas di Eropa/ilustrasi
Foto: AP
Venesia pusat pembuatan seni gelas di Eropa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuatan gelas akhirnya dikuasai Venesia pada abad ke-13 M, setelah disepakatinya perjanjian pengalihan teknologi yang disusun Bohemond VII, pengeran titular dari Antioch dan Doge of Venice, pada Juni 1277 M. ''Melalui perjanjian itu, rahasia pembuatan gelas dibawa ke Venesia, bahan baku dan perajin diimpor dari Suriah.''

Setelah menguasai teknologi pembuatan gelas, Venesia berupaya menjaga rahasia teknologi itu dengan ketat. Venesia melakukan monopoli pembuatan gelas di Eropa. Baru pada abad ke-17 M, teknologi pembuatan gelas diketahui Prancis.  Fakta itu membuktikan bahwa jauh sebelum Barat menguasai teknologi pembuatan gelas, peradaban Islam telah lebih dulu menggenggamnya.

Seakan ingin menutupi keberhasilan yang pernah dicapai umat Islam, para ahli gelas di Barat selalu menonjolkan kemewahan seni pembuatan gelas di Eropa. Padahal, teknologi dan teknik pembuatan kaca atau gelas yang dikuasai Barat, saat ini, merupakan hasil transfer pengetahuan dan teknologi dari dunia Islam.

Apa yang dilakukan para ahli kaca atau gelas Barat sungguh tak adil, karena menyembunyikan nilai-nilai seni gelas Islami serta menihilkan pencapaian yang sesunguhnya,” cetus Norman A Rubin dalam tulisannya berjudul Islamic Glass Treasure: The Art of Glassmaking in the Islamic World

Berbicara mengenai sejarah seni pembuatan kaca atau gelas, papar Rubin, prestasi gemilang yang telah ditorehkan dunia Islam tak bisa dilupakan. Para seniman Muslim telah memberi sumbangan yang begitu besar dalam pembuatan  gelas. Menurut Rubin, para seniman Muslim itu telah menciptakan bentuk dan pola baru dalam teknik pembuatan kaca atau gelas.

Para seniman Muslim telah melahirkan ruh serta semangat artistik baru dan pendekatan seni Islam,” ungkap Rubin. Stefano Carboni dan Qamar Adamjee dari The Metropolitan Museum of Art, dalam tulisannya berjudul 'Glass from Islamic Lands' memaparkan, dari abad ke-7 hingga 14 M, produksi gelas didominasi oleh negeri-negeri Islam.

Tak cuma itu, inovasi serta teknologi yang digunakan untuk memproduksi gelas atau kaca di era kekhalifahan begitu tinggi. “Inilah fase yang gemilang dalam seni pembuatan gelas serta kaca,” papar Stefano dan Qamar Adamjee. Teknik serta teknologi pembuatan gelas yang diciptakan peradaban Islam dapat dipelajari dengan lebih baik berdasarkan teknik manipulasinya.

Beragam teknik pembuatan gelas di dunia Islam yang mudah dipelajari itu begitu berpengaruh terhadap dunia Barat. Pada abad ke-17 M, peradaban Barat menyerap beragam teknik pembuatan gelas itu dari peradaban Islam. Sayangnya, setelah menguasai teknik dan teknologi pembuatan kaca atau gelas, peradaban Barat lalu berupaya menyembunyikan pencapaian yang ditorehkan umat Islam.

Sejarah mencatat, sejak abad ke-9 M, seni pembuatan kaca di dunia Islam sudah menemukan bentuknya dan mulai berani tampil beda. Laiknya pembuatan keramik, dekorasi arsitektur dan barang-barang dari kayu, seni pembuatan gelas pada era kekuasaan Dinasti Abbasiyah mulai menampakkan rasa serta nilai-nilai seni Islam.

Meski proses imitasi dari gelas Romawi masih berlangsung, namun para seniman Muslim mulai mengembangkan pembuatan kaca serta gelas dengan corak dan gaya artistik yang khas, yakni menonjolkan nilai-nilai keislaman.  Elif Gokcidge, dalam tulisannya bertajuk 'Fragile Beauty Islamic Glass', ciri khas teknik utama pembuatan gelas atau kaca pada periode itu adalah kaca dekorasi relief-cut dengan teknik cold-cut

Para seniman Muslim mencoba menampilkan efek cameo (batu berharga yang latar belakangnya berwarna lain). Selain itu,  gelas yang dibuat juga sudah memiliki dua lapis warna berbeda. Corning Ewer merupakan salah satu gelas cameo yang sangat indah yang diciptakan para seniman Muslim.

Memasuki abad ke-11 M, barang pecah belah yang berwarna-warni serta dilapisi hiasan mulai ngetren di dunia Islam. Hiasan dalam gelas pada era itu tak hanya dicetak, namun juga sudah dipahat. Motif bunga-bunga serta gambar hewan dan manusia menjadi ciri khas hiasan pada kaca atau gelas di abad itu.

Salah satu pencapaian yang terpenting dalam sejarah pembuatan kaca atau gelas di dunia Islam terjadi pada abad ke-13 M. Kala itu, secara mengejutkan, para seniman  pembuat  gelas di Mesir dan Suriah sudah mempu membuat kaca atau dengan dilapisi warna-warna polychrome untuk pertama kalinya.

Pada abad ke-14 M, terjadi perubahan pada cita rasa artistik kaca atau gelas Islam. Pola serta corak bunga-bunga dan geometrisnya  lebih menonjol. Hal itu sangat tampak dari beragam perabotan pecah-belah yang dihasilkan pada era kekuasaan Dinasti  Mamluk yang berkuasa di wilayah Mesir dan Suriah.  Cita rasa artistik gelas serta kaca yang lebih menonjolkan corak flora dan geometris itu tampak pada lampu gantung, vas bunga, serta botol-botol yang diproduksi saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement