REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Yayasan Baitul Al Khairiyah menyalurkan bantuan wakaf Al Quran Digital Index Braile kepada 1.000 tunanetra di Jawa Barat. Bantuan wakaf diberikan oleh sebuah lembaga bantuan sosial dari Kuwait, Intenational Islamic Charity Organization.
Kegiatan amal yang terselenggara di Trans Convention Centre Bandung, Jawa Barat, ini menghadirkan 1.000 penyandang tunanetra yang berasal dari yayasan ITMI, PERTUNI, PERTAPI, dan Wiyata Guna.
Ketua Yayasan Baitul Al Khairiyah Nadia Bawazir mengatakan penyaluran bantuan ini atas dasar kepedulian terhadap kaum tunanetra. Melihat jumlah penduduk yang disabilitas netra masih cukup banyak di Jawa Barat.
"Menurut data, tunanetra di Jawa Barat merupakan jumlah tuna netra yang paling banyak jumlahnya di Indonesia. Oleh karena itu kami ingin membantu saudara-saudara kami yang tunanetra untuk memperoleh kesempatan dan kemudahan yang sama dalam menuntut ilmu agama khususnya dalam membaca Alquran," kata Nadia di Trans Convention Center, Senin (7/11).
Nadia menyebutkan bantuan disalurkan untuk 18 kota kabupaten di Jawa Barat. Di antaranya Bandung, Cimahi, Kuningan, Cirebon, Indramayu dan Tasikmalaya. Penyaluran Alquran Braile dari Kuwait juga disebutkannya merupakan kali kedua. Setelah sebelumnya juga disalurkan 300 Alquran Braile Februari lalu.
Bantuan donatur tunggal dari Kuwait ini diharapkan Nadia dapat membantu para tunanetra untuk bisa mempelajari, memahami, dan mengamalkan Alquran dengan sebaik-baiknya. Tak terhalang oleh keterbatasan fisik yang dimiliki. "Semoga menjadi pedoman hidup kita semua sebagai Muslim. Saya berharap kepada tunanetra agar Alquran ini bisa bermanfaat bisa diamalkan dan selalu dibaca," ujarnya.
Nadia menuturkan Alquran Braile yang diberikan dalam bentuk elektronik. Di mana bisa didengarkan melalui alat yang akan melantunkan ayat-ayat suci. Ini dikatakannya jauh lebih berguna karena banyak penyandang tunanetra yang tidak bisa huruf braile.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat yang diwakili oleh Netty Heryawan menyampaikan rasa terima kasihnya. Atas kepedulian Pemerintah Kuwait terhadap para tunanetra di Jawa Barat. Netty menilai bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi kehidupan. Mengingat Alquran merupakan pedoman hidup umat Muslim.
"Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Kuwait dan berharap ini semakin besar dampaknya. Meskipun hari ini masyarakat mengalami disabilitas netra tapi bukan berarti harus mengalami kebutaan hatinya dari pedoman hidup yakni Alquran," kata Netty.
Ia menyebutkan jumlah tunanetra di Jabar memang yang terbanyak di antara provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Menurutnya ada sekitar 1,1 persen atau 430 ribu masyarakat di Jabar yang tidak bisa melihat. "Di Jabar paling banyak yakni 1,1 persen atau 430 ribu di Jabar yang mengalamai kebutaan. Dan kebanyakan karena katarak," ucapnya.
Bantuan yang diberikan melalui Kedutaan Besar (Kedubes) Kuwait untuk Indonesia. Sekretaris Pertama Kedubes Kuwait Abdullah Al Fadhli mengatakan bantuan diberikan ke Indonesia karena merupakan negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia.
"Yang bantu bukan hanya pemerintah Kuwait tapi juga masyarakatnya terhadap pembangunan madrasah dan masjid di Indonesia. Mereka suka karena Indonesia merupakan negara Islam terbesar dan memang butuh bantuan," kata Al Fadhli.
Ia berharap kerjasama penyaluran bantuan ini tidak hanya untuk Alquran Braile saja. Ia juga berencana membantu mengoperasi penduduk Jawa Barat yang terkena katarak sebagai langkah antisipasi menekan kebutaan.