REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kendati Islam merupakan agama minoritas di Kenya, Nairobi merupakan tempat bagi bangunan tempat ibadah umat Islam ini. Selain Masjid Jamia, di ibu kota Kenya ini juga terdapat banyak bangunan masjid lainnya. Salah satunya adalah Masjid Khoja, yang terletak tidak jauh dari pusat perbelanjaan di Kota Nairobi.
(Baca: Masjid Jamia Nairobi, Simbol Eksistensi Islam di Kenya)
Keberadaan bangunan-bangunan masjid di Kota Nairobi ini tidaklah berlebihan, mengingat sekitar 10 persen dari populasi penduduk Kenya adalah Muslim. Ajaran Islam telah masuk ke wilayah Kenya saat ini sejak abad ke-2 Masehi melalui jalur perdagangan. Adalah para pelaut dari negeri-negeri Arab yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Kenya.
Bukti tertulis menunjukkan bahwa para pelaut Arab ini kerap melintasi Semenanjung Arab dan Pantai Timur Afrika, yang membentang dari wilayah Somalia ke Mozambik saat ini, untuk berdagang. Beberapa di antara mereka kemudian ada yang tinggal dan menikah dengan penduduk lokal. Karenanya, tak mengherankan jika penduduk Muslim di sana banyak ditemui di kawasan pesisir timur laut Kenya.
Bukti awal kehadiran Islam di Kenya bisa dijumpai pada koleksi emas, perak, dan koin yang disimpan di Masjid Lamu. Koleksi-koleksi tersebut berasal dari tahun 830 M. Laporan lain menyebutkan bahwa Islam dibawa ke Kenya oleh dua orang kepala suku Arab asal Oman bernama Sa'id dan Sulaiman.
Dikisahkan, keduanya melarikan diri dari tanah kelahiran mereka, setelah menolak menyerahkan diri kepada Khalifah Abdul Malik bin Marwan, penguasa kekhalifahan Islam saat itu. Turut serta dalam pelarian tersebut seluruh anggota keluarga dan pendukung keduanya. Mereka mendarat di Pate, sebuah pulau yang terletak di kepulauan Lamu, dan menetap di sana.