Selasa 01 Nov 2016 08:48 WIB

Di Sekitar Tafsir Demo 4/11: Sakralitas Agama dan Jejak Monitor

Ribuan massa unjuk rasa terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama soal surah Al Maidah ayat 51 bergerak dari Masjid Istiqlal ke Balai Kota DKI, Jumat (14/10).
Foto:

Terkait soal ini, maka mari kita ajak memori fikiran melompat terbang ke Denmark. 12 kartun Nabi Muhammad Saw diterbitkan koran Jyllands Posten pada tanggal 30 September 2005 tersebut  memicu aksi kemarahan umat Islam hingga menelan korban jiwa 10 warga Afghanistan.

Dan jauh sebelumnya, ada kasus novel 'Ayat-ayat Setan' yang menyeret nama Salman Rushdie. Yang terbaru, kartun Nabi Muhammad yang dimuat oleh Tabloid Charlie Hebdo di Paris tahun lalu, memicu aksi penyerangan bersenjata kantor media tersebut. Nah, kondisi dan realitas itu harus dibaca sebagai suatu sistem gangguan terhadap keyakinan dan kepercayaan umat Islam sebagai suatu wilayah teologis yang sakral.

Ada semacam dorongan batin di kalangan mayoritas umat Islam, membiarkan keyakinan (atau simbol keyakinan seperti kitab suci) dihina itu berarti membiarkan proses terjadinya desakralisasi agama. Alhasil, jika agama kehilangan sakralitasnya, tentu agama akan kehilangan spiritualitasnya.

Nah, apabila agama sudah tidak memiliki sakralitas dan spiritualitas, inilah akhir cerita dari kisah perjalanan agama di dunia.

Apakah Indonesia ke depan ingin tetap dibangun dengan agama tanpa sakralitas dan spiritualitas?

Itu tentu bertentangan dengan sila pertama Pancasila...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement