Ahad 30 Oct 2016 15:22 WIB

Cinta Alquran, Kunci Islam Indonesia Jadi Teladan Dunia

Inisiator Nusantara Mengaji Muhaimin Iskandar (kedua kiri), bersama Koordinator Nasional Nusantara Mengaji Jazilul Fawaid (ketiga kanan) dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri (kedua kanan) menghadiri Khataman Akbar Nusantara Mengaji di Masjid Siti Rawani,
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Inisiator Nusantara Mengaji Muhaimin Iskandar (kedua kiri), bersama Koordinator Nasional Nusantara Mengaji Jazilul Fawaid (ketiga kanan) dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri (kedua kanan) menghadiri Khataman Akbar Nusantara Mengaji di Masjid Siti Rawani,

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI—  Wajah Islam Indonesia akan menjadi teladan sebagai umat terbesar dan terbaik di dunia. Kuncinya, terletak pada kecintaan terhadap agama dan Alquran.

“Khususnya mencintai, menghafalkan, dan mengamalkan kitab suci tersebut,” ungkap Inisiator Nusantara Mengaji, H Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan dalam sambutan Khataman Akbar Nusantara Mengaji sekaligus Peringatan Hari Santri Nasional di Masjid Siti Rawani, Bekasi, Ahad (30/10).

Karena itu, Cak Imin--Sapaan Akrabnya, mengajak segenap umat Islam menjadikan Alquran sebagai pegangan dan pedoman menjalani tantantangan dan kehidupan. Ini penting agar bangsa Indonesia mampu bersaing dengan negara manapun, namun tetap berpijak pada Islam dan Alquran.

Menurut Cak Imin, akar spiritualitas itu tak bisa dilepaskan.  Seluruh model kemajuan negara manapun mengalami krisi, sebagai counter effect yang berakibat buruk terhadap keberhasilan yang diraih. Namun, pada akhirnya hanya kekuatan lahir-batin yang dapat mengatasinya.

“Kita harus siapkan generasi tangguh dan tetap memiliki spirit Alquran yang mengakar,” paparnya. Menurut dia, spirit inilah yang melandasi Nusantara Mengaji sebagai kelanjutan spirit santri dan semangat keislaman.

Dalam konteks peringatan Hari Santri Nasional, Cak Imin, bersyukur atas penetapan hari tersebut oleh Presiden RI. Ini menandakan negara memberikan penghargaan santri atas perjuangan merintis kemerdekaan.

Dia mengungkapkan, mengatakan mengapa Bangsa Indonesia bisa mengusir penjajah saat itu, karena adanya kekukatan kepimpinpinan yang kuat dan mengikat. Ketika itu, negara yang belum kuat dengan pasukannya, mendorong Sukarno mencari pemimpin yang bisa solidkan perjuangan.

Bung Karno, bertemu dengan KH Hasyim Asy’ari, yang mencetuskan Resolusi Jihad sebagai manivestasi keimanan, ketaatan pada Alquran dan ulama. “Santri diikatkan satu komando, angkat senjata, dan tak boleh lari dari perang,”  ujarnya.

Cak Imin berharap, khataman ini, bisa tetap berlanjut tiap hari, pekan, bulanan, baik secara online atau kelompok, agar Allah SWT memberikan kekuatan kepada segenap bangsa menuju Indonesia yang adil dan sejahtera.

Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, menyebut Nusantara Mengaji sebagai ikhitiar penting mendorong Indonesia menjadi bangsa damai, makmur, dan sejahtera.

Hanif, mengapresiasi peluncuran aplikasi khataman Alquran Online yang diluncurkan Nusantara Mengaji. Aplikasi semacam ini bermanfaat  sebagai ikhitar penting sekaligus berikan bekal bagi anak muda. Jumlah mereka besar, dengan aplikasi semacam itu diharapkan mampu mendekatkan mereka dan mencintai Alquran.

Bagaimanapun, ungkap Hanif, pendidikan agama adalah kunci penguatan karakter bangsa. “Persoalan bermuara pada karakter bangsa,” katanya. Ia mengajak masyarakat membiasakan anak-anak belajar mengaji dan mengkhatamkan Alquran dan mendukung Gerakan Nusantara Mengaji.

Acara khataman akbar kali ini digelar di 200 titik majelis yang tersebar di 56 kelurahan dari 12 kecamatan Kota Bekasi. Dalam acara tersebut, diserahkan beasiswa hafiz berprestasi, Infak Sejuta Alquran dan peluncuran aplikasi khataman Alquran online pertama di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement