Kamis 27 Oct 2016 15:04 WIB

KB PII: Komunisme dan LGBT Ancaman Bangsa

Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Bandung Raya menggelar aksi menolak LGBT. (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Bandung Raya menggelar aksi menolak LGBT. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA P- Keluarga Besar Pelajar Islam (KB PII) menilai, bahwa bahaya laten komunisme, penyalahgunaan narkoba, dan maraknya lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) menjadi ancaman serius bagi generasi muda dan masa depan bangsa Indonesia.

KB PII menyebutkan, bahwa penilaian itu berdasarkan kesimpulan diskusi majelis //reboan// KB PII yang menghadirkan pembicara budayawan Ridwan Saidi, mantan Danjen Koppasus Muchdi PR, dan Ketua Umum KB PII Pusat Nasrullah Larada, pada Rabu (26/10) malam. Disebutkan bahwa untuk menghadapi masalah tersebut, bangsa Indonesia harus menyiapkan generasi muda dengan pondasi yang kuat dengan nilai-nilai agama dan budaya asli bangsa. Bahkan secara politik perlu dipikirkan untuk kembali kepada UUD 1945.

Menurut KB PII, bahaya laten komunisme secara faktual telah mengancam eksistensi bangsa Indonesia.Demikian juga dengan peredaran narkoba dengan sasaran generasi muda serta budaya permisif yang melanda kalangan muda.

KB PII mengutip pernyataan Ridwan Saidi bahwa salah satu ancaman yang harus mendapat perhatian adalah gerakan LGBT. "LGBT menjadi pangkal dari kejahatan di masa depan," ucapnya.

Dia mengingatkan, banyak pelaku kejahatan luar biasa (extra ordinary) dilakukan oleh pelaku LGBT. Kaum LGBT menutupi kelemahan dengan melakukan aktivitas kekerasan sehingga dipandang gagah oleh masyarakat.

"Saya dapat keterangan dari dokter ahli forensik, pelaku kejahatan terorisme pun banyak yang terlibat LGBT," ungkap Ridwan.

Ia meyakini untuk menyelamatkan masa depan bangsa, hanya dapat dilakukan dengan kembali kepada jati diri dan tradisi budaya bangsa serta kembali kepada UUD 1945 yang asli agar tidak menari di atas gendang bangsa lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement