Senin 24 Oct 2016 08:51 WIB

Pemerintahan Ottoman Tegakkan Islam di Albania

Rep: marniati/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslim Albania melaksanakan shalat Idul Fitri di Kota Tirana.
Foto: Reuters/Arben Celi
Muslim Albania melaksanakan shalat Idul Fitri di Kota Tirana.

REPUBLIKA.CO.ID, ALBANIA -- Islam ditegakkan di Albania di bawah pemerintahan Ottoman yang berlangsung lebih dari 400 tahun, dari akhir abad ke-15 hingga 1912, ketika Albania menyatakan kemerdekaannya.

Menurut buku Denyut Islam di Eropa, kematian Skanderberg mendorong Islamisasi secara menyeluruh di Albania. Untuk menjamin kelangsungan masyarakatnya, Ottoman menerapkan hukum Islam di seluruh Albania dan Balkan.

Khusus pada periode ini, sejarawan H Abiva dalam artikel Albania: Freedom Unconsidered menyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti kuat Ottoman melakukan konversi paksa terhadap penduduk taklukannya.

Ini diperkuat oleh sejumlah teks sejarah yang dianalisis sejarawan Barat, TW Arnold. Menurut Abiva, konversi terjadi secara alamiah karena Islam dianggap menawarkan praktik ritual yang tidak pelik dan rumit. Islam menempatkan pemeluknya sebagai individu yang bisa memohon kepada Allah secara langsung, atau tanpa melalui perantara petinggi agama.

Perang Balkan (1912-1913) memaksa Ottoman mundur dari semua wilayah jajahannya di daratan Eropa, kecuali Thracia Barat, Yunani. Albania tertinggal sendirian dengan statusnya sebagai satu-satunya negara Islam di pinggir peradaban Eropa. Dalam situasi kritis, pemimpin Albania saat itu, Ismail Kemal Bey, meminta kekuatan-kekuatan besar Eropa Barat menjamin integritas wilayah Albania.

Harga yang harus dibayar masyarakat Islam Albania cukup mahal. William of Wied, pangeran katolik didaulat sebagai Raja Albania Selepas Perang Balkan, Perang Dunia I melenyapkan harapan Albania untuk menjadi negara stabil di bawah prinsip-prinsip Islam.

Ahmet Bey Zogoli menggulingkan Uskup Ortodox yang ditempatkan sekutu untuk memerintah Albania. Ia memproklamirkan diri menjadi raja. King Zog menanggalkan hukum Islam dan menggantinya dengan hukum lokal (swiss civil code).

Sekularisme Zog tidak hanya disambut baik masyarakat Katolik, Ortodoks, dan Bektashi, tapi menjadi lahan subur tumbuhnya komunisme.

Perlahan tapi pasti, masyarakat Islam yang kehilangan keistimewaan warisan Ottoman mulai terserap ke dalam komunisme. Ulama kehilangan pengaruh dan gagal mengorganisasi dirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement