REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan minat bidang sains dan teknologi para siswa perlu diimbangi pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Sebab berbeda dengan lomba, pengembangan ekstrakurikuler akan menarik lebih banyak siswa untuk terlibat.
Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sukro Muhab menjelaskan, sekarang ini mulai banyak sekolah yang mengembangkan ekstrakurikuler teknologi informasi (TI), bahkan meluas tidak hanya robot tapi juga roket air dan pesawat tanpa awak (drone). "Ini tidak mengherankan karena dulu pun teknologi muncul dari peradaban Islam. Kalau anak-anak dibukakan sejarah Islam, mereka akan tertarik," kata dia, Selasa (18/10).
Robot banyak disukai anak-anak. Tapi sayang, ini lebih banyak diinisiasi perkumpulan dan kurang ditangkap pemerintah, yang ada hanya lomba. Belum ada standar ekstrakurikuler dan kokurikuler yang jelas untuk mengembangkan minat siswa pada dunia robotik, padahal bakatnya besar.
Perkembangan ini perlu diimbangi perkembangan ekstrakurikuler di sekolah. Bukan berarti ekstrakurikuler seni dan budaya tidak penting, tapi kalau melihat kebutuhan masa depan dengan persainganan ketat dan kemajuan TI, harus disikapi dengan penyiapan SDM yang bisa bersaing dan berkooperasi global.
''Rata-rata pengembangan ekstrakurikuler robotik ini atas inisiatif sekolah. Sempat ada inisiatif di Kemenristek untuk itu, tapi kurang dapat dukungan karena ekstrakurikuler dianggap domain sekolah. Jadi yang lebih banyak berinsiatif adalah perkumpulan,'' kata Sukro.