REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan bakat pelajar madrasah terus dilakukan. Termasuk, pemberian wadah bakat di bidang robotik.
Untuk itu, Kementerian Agama menggelar festival dan lomba robotik kedua. Bagi pemenangnya, akan diberangkatkan ke pabrik robot di Jerman.
Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, Nur Kholis Setiawan menjelaskan, prestasi pelajar madrasah di dunia robotik sudah banyak, baik skala nasional dan internasional. Sebagai pembina madrasah, Kemenag merasa wajib memberi wadah bagi mereka di ajang Festival dan Lomba Robotik tahun ke dua ini.
''Tahun lalu agak ragu, tapi ternyata antusiasme anak-anak sangat tinggi. Maka tahun ini dana sengaja ditambah dan hadiah yang disediakan pun berupa perjalanan edukatif ke Jerman,'' ungkap Nur Kholis, Selasa (18/10).
Pada 2015, penyelenggara menyiapkan slot untuk 80-100 peserta. Tapi pendaftar mencapai lebih dari 200 anak. Akhirnya panitia tetap menerima peserta namun aneka biaya ditanggung mandiri. Tahun ini slot yang disediakan mencapai 140 slot dimana peserta yang memenuhi kualifikasi akan difasilitasi dan disediakan akomodasi.
Tahun lalu, peserta masih dominan dari Jawa, meski ada pula dari area Sumatera yang masih dekat Jawa. Tahun ini karena publikasi lebih luas dan informasi tersebar melalui kanal-kanal digital, Kemenag yakin akan lebih banyak peserta dari daerah yang ikut. Nur Kholis optimistis penyelenggaraan Festival dan Lomba Robotik Madrasah yang akan digelar pada 30-31 Oktober mendatang bisa lebih baik setelah mempelajari pengalaman tahun lalu.
Kepada para calon peserta, Nur Kholis berpesan, menang atau tidak bukan tujuan utama. Lomba ini adalah ajang untuk berkreasi dan wahana unjuk gigi. Melihat di lomba robotik Kemenristek lalu, banyak anak-anak madrasah yang menang dan menunjukkan potensi.
Tentang hadiah perjalanan ke Jerman, Nur Kholis mengatakan kalau hanya uang jadinya konsumtif. Berbeda bila yang diberikan adalah pengalaman ke luar negeri. ''Itu tidak akan terlupakan oleh anak-anak. Mereka akan dibawa ke pabrik robot di Jerman, kami juga ingin memberi wawasan kepada anak-anak. Apalagi Menteri Agama juga punya komitmen luar biasa,'' tutur Nur Kholis.
Pemilihan lokasi acara di Mall of Indonesia juga sengaja dilakukan untuk menunjukkan kepada masyarakat bawa madrasah bukan lagi sekolah pinggiran. Apalagi mal identik dengan tempat orang belanja dengan kesan prestisius.