Senin 17 Oct 2016 16:29 WIB

'Karakter Bangsa Bukan Sesuatu yang Given'

Siswa mengikuti tes karakter bangsa. (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Siswa mengikuti tes karakter bangsa. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamarudin Amin meyakinkan 100 guru PAI Provinsi Papua Barat, bahwasannya karakter bangsa yang positif, khususnya yang dimiliki oleh negara-negara maju bukanlah sesuatu yang given dari Tuhan, atau bahasa umumnya 'sudah dari sononya'. Namun, terbentuk melalui rekayasa sosial yang dimulai dari pendidikan. "Pendidikan memiliki kekuatan dan tak bisa dipungkiri semuanya dimulai dari para guru sang pendidik," katanya, kemarin.

Di Jepang misalnya, para gurunya menerapkan moral education berupa kedisiplinan dalam mengajar dan sangat profesional, sehingga tertularkan pada peserta didiknya. Di negara Skandinavia, khususnya Finlandia yang terkenal sebagaj negara paling bahagia di dunia, pendidikan menempati posisi sangat terhormat tak tekecuali gurunya.

"Para guru di sana mengartikan paedagogik bukan semata-mata cara mengajar atau transfer of knowledge. Akan tetapi, bagaimana sang guru mampu membentuk karakter anak didik," ujar Kamarudin. Semuanya, imbuh dia, dimulai dengan membentuk hubungan emosional antara guru, murid dan orang tua. Karena mereka mendidik dengan cinta dan menjadi guru adalah passion serta panggilan hati nurani bukan karena keterpaksaan.

Kamaruddin menjelaskan, perlunya perbaikan manajemen guru dan peningkatan mutu guru. "Guru kita ada sekitar 4 juta namun yang tersertifikasi baru 400 ribu sedangkan yang belum sarjana sebanyak 300 ribu khususnya di sekolah-sekolah swasta," ujarnya.

Belum lagi masalah guru yang mengajar, tidak sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki alias mismatch. Untuk itu, program dari Kemenag dalam meningkatkan kualitas guru salah satunya meningkatkan kualifikasi pendidikan bagi guru minimal sarjana (S1). Kedua, terus memantau dan mengevaluasi para guru yang sudah tersertifikasi agar senantiasa mengupdate kompetensinya agar tak mandeg atau merasa puas dengan apa yang sudah diraih. "Para guru khususnya PAI harus terus belajar dan membaca agar tak tertinggal dari para peserta didik dalam era digital seperti sekarang," ujarnya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement