Sabtu 15 Oct 2016 08:50 WIB

Pilpres Amerika, Mitos SARA, MUI, dan Pilkada DKI

Ribuan massa unjuk rasa terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama soal surah Al Maidah ayat 51 bergerak dari Masjid Istiqlal ke Balai Kota DKI, Jumat (14/10).
Foto:
Warga yang tergabung dalam kelompok Bangga Jakarta menyampaikan Petisi Pilkada Damai kepada pihak Kantor KPU DKI Jakarta,Jakarta Pusat, Kamis (13/10).

Publik pun semakin melihat dan terinformasi mengenai kandidat, tak hanya program, karakter dan juga sikapnya terhadap politik identitas.

Kita sebagai warga negara, bisakah menyemarakkan pilkada juga dengan lebih santai?

Tak apa semua tim sukses mengangkat semua isu untuk menang dan kalah. Isu agama, etnik atau yang disebut politik identitas juga hal yang lazim dimobilisasi untuk meraih kemenangan.

Demokrasi membolehkan itu, sejauh tidak masuk ke dalam wilayah kriminal. Jika kita berkomitmen dengan demokrasi, mengapa kita melarang hal yang dibolehkan oleh demokrasi?

Namun di akhir Pilkada, bisakah kita menjadi lebih matang sebagai warga negara? Dan memahami, pilkada adalah sarana yang lebih mematangkan demokrasi kita, mematangkan ruang publik kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement