REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Madinah akan menyandang nama sebagai ibu kota Wisata Halal 2017. Madinah terpilih oleh pertemuan menteri parisiwata negara-negara OKI Desember tahun lalu di Niamey, Nigeria.
Dilansir dari Arab News, Ahad (10/10), Madinah merupakan rumah bagi lebih dari 200 situs dan tempat-tempat wisata, termasuk bangunan bersejarah dan situs arkeologi agama seperti Masjid Nabawi. Selain itu, ada bangunan seperti Urwah bin Zubair Palace, Kastil Quba dan Musium Hejaz Railway.
Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional (SCTNH) baru saja meluncurkan program untuk menjaga masjid-masjid bersejarah, bersama Kementerian Panggilan dan Bimbingan Islam. Program itu mendapat dukungan penuh Pangeran Sultan bin Salman, Presiden SCTNH dan Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman.
SCTNH telah menegaskan program itu bertujuan melestarikan, memulihkan dan merehabilitasi masjid bersejarah yang ada di Arab Saudi. Akan ada 300 kegiatan lebih yang akan menyajikan program budaya dan wisata yang menarik, dan diharapkan memungkinkan orang-orang untuk berkenalan dengan situs Islam.
Madinah akan menyandang nama sebagai ibu kota Wisata Islam pada 2017, setelah bersaing dengan Tabriz dan Yazd di Iran, Taiping di Malaysia, Sylnet di Bangladesh dan Mardin di Turki. Pada 2018 nanti, kota Tabriz di Iran akan mendapatkan kehormatan untuk menyandang ibu kota Wisata Islam.