Jumat 07 Oct 2016 08:05 WIB

BKPRMI Sumatra Barat akan Luncurkan Gema

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Damanhuri Zuhri
remaja masjid mengikuti kegiatan di masjid
Foto: Republika/ Darmawan
remaja masjid mengikuti kegiatan di masjid

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dalam waktu dekat akan segera meluncurkan program Gerakan Membina Akhlak (Gema). Menyasar siswa SMA dan sederajat, pembentukan Gema merupakan salah satu upata untuk memerangi penyalahgunaan narkoba, minuman keras dan pergaulan bebas yang semakin marak terjadi di lingkungan generasi muda.

“Program ini nanti akan kami luncurkan bersamaan dengan pelantikan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) BKPRMI Sumatera Barat dalam bulan ini,” ungkap Ketua BKPRMI Sumbar Syamsul Bahri, Kamis (6/10).

Syamsul menjelaskan, program Gema bertujuan untuk membentuk kepribadian generasi muda berlandaskan nilai-nilai akhlak yang jauh dari perbuatan negatif, seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba. Realisasinya, program Gema diintegrasikan dengan jadwal sekolah.

Program ini diberikan untuk siswa saat jadwal pembelajaran senggang, seperti di hari Jumat dan Sabtu. Targetnya, setiap pembinaan yang diberikan ke sekolah dihadiri 100 atau 200 orang siswa.

Menurut Syamsul, motivasi menggulirkan program Gema yakni keprihatinan terhadap kegiatan dakwah di masjid yang belum menyentuh remaja secara langsung. "Untuk itu, dicoba pembinaan langsung ke sekolah-sekolah yang muaranya juga mengajak siswa-siswi menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan," kata Syamsul.

Sebelumnya, program Gema sudah diujicoba di dua daerah sejak September lalu, yakni di Kabupaten Agam dan Kabupaten Dharmasraya. Dari uji coba ini terlihat antusias dan minat siswa terhadap program ini cukup bagus.

Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit, menyambut baik program yang diluncurkan BKPRMI Sumbar karena sangat membantu tugas pemerintah untuk mendidik remaja yang berkarakter sekaligus memerangi penyalahgunaan narkoba.

Namun, Wagub mewanti-wanti agar program yang dilaksanakan benar-benar independen, tanpa ada muatan politis. “Kegiatan ini harus independen, jangan ada unsur politik ataupun pengaruh dari organisasi politik tertentu,” harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement