Senin 03 Oct 2016 06:28 WIB

Parmusi Diminta Dorong Telaah Perjuangan Umat Islam di Indonesia

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menggelar musyawarah kerja nasional. Mendikbud jadi salah satu pembicara yang didaulat memberikan kajian tentang peta perjuangan umat Islam di Indonesia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengungkapkan harapannya agar Parmusi aktif meluruskan sejarah perjuangan umat Islam di Indonesia.

Pasalnya, ia melihat selama ini umat Islam kerap dihakimi seakan bersikukuh memimpin Indonesia, yang dalam sejarah sebenarnya merupakan kesepakatan. "Parmusi harus mendorong telaah perjuangan umat Islam, jangan selalu umat Islam dihakimi," kata Muhadjir, Ahad (2/10).

Muhajair pun menuturkan peta pergerakan dakwah Islam di Indonesia, yang memang dipelopori dari kedatangan orang-orang Arab ke Nusantara, baik para habib maupun syekh.

Selanjutnya, Muhadjir mengingatkan bagaimana Pesantren Tebu Ireng dan Pondok Modern Gontor mernjadi sosok penting perjuangan umat Islam di Indonesia, mengingat cepatnya reaksi atas perkembangan jaman kala itu.

Muhadjir turut menekankan bagaimana kehadiran Islam mengilhami kemunculan pergerakan-pergerakan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua organisasi Islam terbesar Indonesia. Termasuk Partai Masyumi yang merupakan satu-satunya partai Islam di Indonesia, dan pernah menjadi wadah utama bersatunya aspirasi politik umat Islam di Indonesia.

Untuk itu, ia menegaskan umat Islam sudah mengalami pasang surut perjuangan dan terus mengalami banyak cobaan, terutama di era modern seperti sekarang.

Menurut Muhadjir, sejarah telah membuktikan perbedaan yang ada tidak mampu memecah persatuan Indonesia, sehingga umat Islam pun diharapkan tidak berdiam diri tanpa membuat sebuah kemajuan. "Umat Islam jangan sampai terjebak di zona nyaman, menikmati ketidakmajuan," ujar Muhadjir mengingatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement