REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup halal juga jadi syiar gaya hidup sehat dan berlandas nilai-nilai kebaikan. Banyak nilai Islam yang dinilai universal dan tidak berseberangan dengan banyak pihak, termasuk Barat.
Marketing Director Wardah Salman Subakat, mengatakan, bisnis produk halal benar-benar semangat kebersamaan umat dan masyarakat untuk kembalikan nilai-nilai yang baik dan universal. Produk halal yang diterima bahkan hingga produsen kosmetik Barat juga ikut memproduksi menunjukkan niali-nilai Islam tidak harus berseberangan dengan Barat. Semangat ini yang Wardah dukung.
''Wardah coba terus maju lebih depan. Niat kami baik. Di Islam kan kalau niat dan langkahnya benar sisanya tawakal. Kalau sevisi, Wardah dukung. Ini awal kebangkitan gaya hidup halal,'' tutur Salman dalam konferensi pers penyelenggaraan Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016 di Kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (28/9).
Perancang busana nasional, Dian Pelangi mengatakan, manusia hidup dengan dua ikatan, pada Allah SWT (habluminallah) dan dengan manusia (habluminannaas). Salah satu bagian habluminannaas adalah berpakaian dengan baik.
''Berpakian yang baik juga bentuk penghargaan diri. Kalau ada menilai begini begitu, itu kembali ke diri sendiri,'' kata Dian.
Modest fashion menurut Dian kini sudah jadi gaya hidup. Kalau cocok silakan dipakai. Kalau kemudian ada istilah jilbab gaul, jilban syar'i, dan lain-lain itu adah keberagaman busana Muslim Indonesia. Syari atau tidak itu pilihan pengguna busana.
''Kita ingin menampilkan inilah Indonesia yang stylish. Kalau pusat mode di Paris, kita pasti ingin Indonesia jadi pusat modest fashion,'' kata Dian.
Pengenalan modest fashion juga bisa via edukasi. Ini pula yang Dian lakukan dengan mengenalkan sejaran fashion hingga menggugah minat bisnis generasi muda.