REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Global Travel Indeks Muslim (GMTI) merilis data bahwa Uni Emirat Arab (UEA) menjadi peringkat kedua dalam hal keramahan wisata Muslim. Angka ini naik satu peringkat dibandingkan tahun lalu. Sementara peringkat pertama ditempati Malaysia.
UAE menggantikan posisi Turki. Singapura terus memimpin di antara negara non-OKI (Organisasi Kerjasama Islam). Sementara Hong Kong berhasil naik ke posisi lima tahun ini, dimana pada tahun lalu ia berada di peringkat ketujuh.
Pemilihan negara dilakukan dengan beberapa kriteria. Seperti keramahan negara untuk liburan keluarga, jenis layanan dan fasilitas yang tersedia untuk wisatawan Muslim. Selain itu juga panduan yang didedikasikan untuk menyebarkan kesadaran mengenai layanan wisata Muslim.
Kunjungan ke Turki diperkirakan turun karena adanya ketidakstabilan di negara tersebut. Pakar industri berharap keluarga yang ingin menikmati pengalaman budaya dan fasilitas wisatawan muslim untuk semakin menargetkan UEA, Maroko, dan negara Asia seperti Malaysia, Indonesia, India dan Filipina pada 2016 ini.
Singapura halal Crescent memprediksi segmen wisata Muslim global mencapai 200 miliar dolar AS pada 2020. Hal ini didorong oleh pertumbuhan jumlah wisatawan Muslim dari saat ini 117 juta (11 persen dari total pariwisata global) menjadi 168 juta wisatawan di seluruh dunia pada 2020.
Pertumbuhan jumlah wisatawan Muslim ini terjadi karena pertumbuhan penduduk di atas rata-rata di negara-negara mayoritas Muslim. Selain itu adanya kinerja ekonomi yang sehat dari komunitas Muslim, dengan meningkatkan akses ke informasi wisata serta menyediakan jasa pelayanan yang ramah.
Lebih lanjut penelitian menyebutkan, lima negara di Timur Tengah, yaitu, Saudi Arabia, UAE, Kuwait, Iran, dan Qatar menyumbang sekitar 40 persen dari total wisatawan Muslim. Sementara Asia Tenggara memimpin dengan jumlah wisatawan Muslim berdasarkan negara terpadat seperti Indonesia dan Malaysia.