REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan akan Alquran di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Jumlahnya bahkan mencapai jutaan eksemplar. Oleh karena itu upaya untuk memenuhi kebutuhan umat akan Alquran sangat penting untuk terus digalakkan.
Terkait hal tersebut, Baitul Maal Hidayatulah (BMH) melalui program Wakaf Sejuta Alquran ikut berupaya untuk menjadi bagian yang memberikan kontribusi secara nyata, baik secara mandiri BMH, maupun dari kalangan mitra BMH secara korporasi.
“Alhamdulillah, tahun ini Baitul Maal Hidayatullah kembali menyalurkan wakaf Alquran yang kesekian kalinya untuk wilayah Papua setelah sebelumnya di Mataram dan Bulungan,” ungkap Direktur Pendayagunaan BMH Pusat Ade Syaiful Alam dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (13/9/2016).
Ade mengemukakan, pada 4 September 2016 BMH bersama Elhijab menyalurkan Alquran ke Papua. Daerah paling timur Indonesia ini masih sangat membutuhkan bantuan berupa Alquran. “Tahun ini Elhijab mengangkat program yang bertajuk “Berbagi #5.000 Quran” dengan harapan saudara-saudara kami yang ada di Papua dapat mengaji dan belajar Alquran dengan baik,” terang F tim CSR Elhijab, Fitri.
Pengiriman Alquran ke Papua memerlukan kesabaran tersendiri. “Proses packing dan pengiriman selama dua bulan, akhirnya Alquran yang dikirim via kapal laut ini tiba di Papua, persisnya pada akhir bulan Agustus lalu. Sehingga tak kurang dari satu minggu ini baru bisa tersampaikan kepada Muslim Papua,” ungkap Ismail selaku penanggung jawab penyaluran Wakaf Sejuta Al-Qur’an BMH.
Kedatangan Alquran itu sendiri memberikan kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak Muslim di Pulau Cenderawasih itu. Adapun penerima manfaat dari program ini adalah desa muallaf di Papua yang meliputi Komunitas Muslim Wamena di Angkasa, Jayapura. Jumlahnya 40 kepala keluarga (KK) Muslim asli Papua (dari Wamena). Mereka , terdiri dari 14 anak yatim piatu, dua anak yatim, dan delapan anak dhuafa.
Komunitas ini adalah penduduk urbanisasi dari kabupaten Wamena ke Kota Jayapura yang berdomisili di daerah Angkasa, Jayapura. Sehari-hari mereka mencari nafkah dengan berdagang pinang dan menjadi buruh serabutan demi memenuhi kebutuhan sandang dan pangan.
“Mereka masih sangat membutuhkan uluran tangan saudara seiman karena tidak jarang kedatangan misionaris menawarkan ‘kehidupan’ yang lebih layak dengan menukarkan imannya,” kata Ismail.
Lokasi berikutnya adalah salah satu pesantren binaan BMH yang ada di Papua, yakni Pesantren Hidayatullah Holtekamp. Hotel tersebut menampung 120 anak santri dari kalangan yatim, piatu, yatim dan dhuafa dari keluarga Muslim Papua dan transmigrasi. “Alquran baru yang mereka dapatkan akan menjadi pembakar semangat bagi yang masih belajar membaca ataupun yang sudah mulai menghafal (tahfidz),” ungkap Pengasuh Pesantren Hidayatullah Holtekamp Maryudi Kurnia.
Dalam kesempatan penyaluran Alquran tersebut General Manager BMH Perwakilan Papua Sahriadi mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Elhijab yang menggandeng BMH merealisasikan Program Wakaf Alquran.
“Semoga niat mulia ini dapat menambah keberkahan bagi Elhijab dan seluruh amal usahanya. Yang pasti, Alquran ini semakin meneguhkan dakwah para dai tangguh BMH di Papua. Semoga ke depan bisa terjalin kerja sama yang lebih baik secara berkesinambungan,” tutur Sahriadi.