REPUBLIKA.CO.ID, LINCOLN -- Mendapat masukan dari mahasiswa Muslim, University of Nebraska-Lincoln AS (UNL) mulai menyajikan menu berbahan daging halal. Meski masih uji coba, mahasiswa Muslim UNL mengapreasi langkah ini.
Asisten Direktur UNL Dining Services, Pam Edwards, mengaku sudah menerima permintaan pengadaan daging halal dari mahasiswa-mahasiswa Muslim di UNL. Pertemuannya dengan seorana anggota Asosiasi Mahasiswa Muslim UNL, Baraeera Iqbal makin menguatkan perlunya perubahan.
Asosiasi Mahasiswa Muslim UNL bersama UNL Dining Services kemudian membuka diskusi sambil mencari resep yang cocok dan pemasok daging yang tepat. ''Kami melalui proses ini selangkah demi selangkah. Kami bicara dengan individu dan menentukan ketersediaan,'' kata Edwards seperti dikutip The Daily Nebraskan, awal pekan ini.
Setelah enam bulan perencanaan sejak Februari 2016 lalu, UNL Dining Services memulai uji coba menu daging halal selama lima pekan yang dihidangkan di Selleck Dining Center satu atau dua kali sepekan.
Selama masa uji coba ini, UNL Dining Services akan mengevaluasi tingkat konsumsi dan popularitas menu. ''Kami akan memantau pekan demi pekan dan bagaimana penerimaannya oleh mahasiswa,'' ujar Edwards.
Awal September 2016 lalu, UNL Dining Services mulai menyajikan daging halal baik dari jenis hewannya maupun cara penyembelihannya. ''Kali itu adalah pertama kalinya saya memakan daging halal. Rasanya luar biasa,'' ungkap Iqbal. Selama ini salad dan roti jadi andalannya saat makan di kantin.
''Vegetarian itu bagus dan sangat dimungkinkan. Tapi itu bukan bagian pola makan saya,'' kata Iqbal menerangkan. Ia merasa senang aspirasi mahasiswa Muslim di sana diperhatikan.
Selama ini, Iqbal bisa dengan mudah mengindetifikasi apa yang boleh dan tidak boleh ia makan atas semua sajian di kantin kampus. ''Saya tahu marshmallow apa yang boleh dan tidak boleh saya makan,'' kata dia.
Iqbal melarang dirinya mengonsumsi semua jenis daging dan produk hewani di semua kantin kampus. Ia tidak mengonsumsi hamburger, pizza, ataupun pasta dengan saus yang dicampur daging.
Ia mengaku, selama 15 tahun bersekolah di sekolah umum dari California, Georgia, hingga Nebraska, tak pernah sekalipun ia mendapat menu makanan halal di sekolah. Iqbal hanya sabar makan wortel saat teman-temannya makan pizza.
Dengan sajian daging halal, Iqbal melihat harusnya mahasiswa non Muslim juga tidak keberatan. Sebab ini hanya soal bahan makanan. Ia juga menyebut sempat ada kekagetan di kalangan mahasiswa Muslim UNL saat mengetahui kantin kampusnya akan mulai menyajikan daging halal.
Meski hanya sepekan sekali, Iqbal menilai dampaknya sangat besar karena ini menjadi bukti penerimaan, ketewakilan, penghormatan, dan penghargaan atas nilai-nilai yang dianut mahasiswa Muslim UNL.
Karena tak mungkin makan makanan yang sama dalam waktu panjang, Iqbal kemudian menemui Asisten Direktur UNL Dining Services, Pam Edwards. Iqbal terkejut dengan percakapan yang berlangsung. Awalnya ia sudah bersiap diri akan kemungkinan terburuk, namun pembicaraan mereka justru demikian solutif untuk mencari jalan keluar bersama.
Dengan menyajikan menu halal, UNL masuk dalam 12 persen universitas utama di AS yang menyajikan makanan halal seperti dilaporkan 2010 Islamic Food and Nutrition Council of America Study.