Senin 12 Sep 2016 10:48 WIB

Bank Indonesia Sumbang 1.460 Hewan Kurban

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Hewan kurban (ilustrasi).
Foto: Antara/M Luthfi Rahman
Hewan kurban (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia menyerahkan 1.460 hewan kurban yang terdiri dari 265 sapi dan 1.195 kambing ke panitia penyelanggara kurban. Hewan kurban yang dihimpun dari pegawai Bank Indonesia dan jamaah Masjid Baitul Ikhsan BI ini sebagian kecil dikurbankan di Jakarta dan sebagian besar lain dikurbankan di daerah untuk kemudian didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyebutkan, kurban yang dikoordinasikan oleh Bank Indonesia juga disebarkan ke daerah agar distribusinya merata. Setidaknya ada 134 sapi dan 335 kambing yang dilakukan oleh kantor perwakilan BI di daerah.

"Pada hari ini, hari Idul Adha, kami di Bank Indonesia, mengkoordinir kurban dari keluarga Bank Indonesia dan masyarkat sekitar, dan terkumpul cukup banyak, Alhamdulillah. Di kantor pusat kalau nggak salah ada 131 sapi. Dengan kita berkurban ini, mencerminkan semangat kebersamaan, semangat kepedulian untuk kemaslahatan umat, untuk peduli pada sesama," ujar Mirza di Gedung Fasos BI, Jakarta, Senin (12/9).

Pada Senin pagi juga diselenggarakan Sholat Ied di Lapangan BI. Khutbah Ied yang diisi oleh Anggota Dewan Syariah Nasional sekaligus Anggota Dewan Pengawas Syariah Allianz Life Syariah Rahmat Hidayat ini, bernafaskan ajakan Bank Indonesia (BI) kepada umat Muslim di Indonesia untuk memerangi kemiskinan di Indonesia. Alasannya, sebagai bagian terbesar dari penduduk Indonesia porsi kemiskinan tidak terbesar juga dimiliki oleh umat Muslim. Kondisi ini lah yang mendorong mau tak mau, umat Muslim secara menyeluruh memiliki tanggung jawab untuk ikut mengentaskan kemiskinan.

Rahmat menjelaskan, pesan moral dari ibadah haji dan ibadah kurban jika dikaitkan dengan kondisi kebangsaan Indonesia saat ini sangat relevan. Menurutnya, bangsa Indonesia saat ini menghadapi berbagai persoalan terutama kemiskinan, ketimpangan, penurunan kinerja ekonomi, dan korupsi serta kasus narkoba yang masih saja kerap terjadi.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada Maret 2015 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,22 persen. Angka ini bertambah 860 ribu orang dibanding jumlah penduduk miskin di 2014 sebanyak 27,73 juta orang atau 10,96 persen.

"Jumlah tersebut belum termasuk yang tergolong sangat miskin (fuqara) dan hampir miskin yang jumlahnya sangat besar," kata Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement