Senin 05 Sep 2016 13:06 WIB

Naiknya Harga tak Kurangi Niat Umat Islam Berkurban

Rep: Rizki Suryarandika/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah hewan kurban dijajakan di Trotoar Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, tahun lalu.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Sejumlah hewan kurban dijajakan di Trotoar Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Zakat KH Didin Hafidhuddin menilai naiknya harga hewan kurban tak mengurangi niat umat Islam berkurban. Seperti diketahui, kenaikan harga hewan kurban mencapai 10-15 persen tahun ini.

Mantan Ketua Umum Baznaz tersebut mengaku miris dengan kondisi ekonomi saat ini yang membuat daya beli masyarakat menurun. Namun ia memuji bahwa masih banyak masyarakat yang mendermakan hartanya guna melaksanakan ibadah berkurban.

Menurutnya, umat Islam sudah mempersiapkan dananya hingga kenaikan harga kurban tak berpengaruh besar. "Saya kagum masyarakat yang mau berkurban semakin banyak, mereka sudah persiapkan diri dengan nabung sudah lama jadi tidak mendadak pas mau beli," katanya pada Republika, Senin (5/9).

Ia menilai masyarakat Muslim di Indonesia masih bisa menunjukan solidaritasnya di tengah mahalnya hewan kurban. Apalagi ia menegaskan bahwa ibadah kurban merupakan bentuk ibadah bersifat sosial untuk membantu umat Muslim yang kurang mampu.

"Ini kondisi yang harus diapresiasi pada kaum muslimin yang mau kurban di tengah harga kurban yang meningkat tajam. Banyak mereka sudah persiapkan uang bulanan sudah diatur untuk infaq berapa, shodaqoh berapa, buat kurban berapa," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement