REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara keseluruhan, arsitektur dan konstruksi Masjid Touba mencerminkan gaya Islam klasik dan tradisional Magribi. Layaknya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Masjid Touba ini juga memiliki halaman luas untuk menampung jamaah. Halaman masjid yang luas ini berlantai marmer dan dihiasi dengan pohon kurma di beberapa area. Setelah mengalami renovasi, kini Masjid Touba memiliki lima menara dan tiga kubah besar.
Salah satu kubah berwarna hijau merupakan makam dari ulama sekaligus pendiri masjid dan Kota Touba, Sheikh Ahmadou Bamba Mbakke. Kubah besar lain menunjukkan ruang shalat utama di area mihrab. Sedangkan, dari lima menara masjid, terdapat satu menara tertinggi terletak di tengah masjid dengan ketinggian 87 meter. Dan empat menara lain setinggi 66 meter.
(Baca: Masjid Raya Touba, Penyejuk di Tengah Daratan yang Terik)
Masjid ini memiliki empat pintu masuk, satu pintu masuk utama terletak di bagian timur. Satu pintu terletak di bagian barat dan dua pintu masuk berada di setiap sisi masjid lain. Dekorasi bagian dalam masjid hampir seluruhnya dilapisi dengan mozaik batu marmer, termasuk ratusan kolom atau tiang penyangga masjid. Setidaknya dibutuhkan 4.800 ton batu marmer untuk keseluruhan bangunan.
Hiasan kaca patri pun terpasang pada beberapa bagian jendela masjid dengan corak geometris yang indah. Pola-pola geometris ini juga terlihat pada dekorasi mozaik dinding dan langit-langit masjid. Sebuah air mancur berada di dalam lokasi masjid sebagai tempat wudhu jamaah, selain tempat wudhu utama yang ada di bagian bawah masjid.
Selain mouseleum dan makam pendiri pertama masjid dan Kota Touba, di area masjid ini juga terdapat makam keturunan Sheikh Ahmadou Bamba Mbàkke dan para muridnya. Di antaranya, putranya Mouhamadou Moustapha Mbakke dan Falilou Mbakke dan muridnya, Ibra Fall.
Kehadiran makam dan mouseleum di Masjid Touba menjadikan area masjid rutin dikunjungi ribuan umat Islam untuk berziarah dari berbagai kawasan Afrika barat. Sebuah perayaan pun diperingati setiap tahun pada 18 Shafar bulan Hijriyah, di masjid ini dengan nama Magal Touba untuk memperingati masa pengasingan Sheikh Ahmadou Bamba Mbakke oleh kolonial Prancis.