Oleh Mulyana
REPUBLIKA.CO.ID, Ulama besar Ibnu Taimiyah, sebagaimana dituliskan oleh Abul Hasan an-Nadawi, berkata, ''Apa yang akan diperbuat musuh-musuh kepadaku? Jika aku dipenjara, maka penjara adalah tempat untuk ber-khalwat (beribadah kepada Allah). Jika diasingkan, maka pengasingan adalah tempat tamasya. Jika aku dibunuh, maka kematian adalah jalanku menuju syahid.
Ucapan di atas menunjukkan kesungguhan dan keteguhan beliau untuk menyampaikan dan menegakkan kebenaran. Beliau tidak takut dengan apa pun yang akan dilakukan oleh musuh-musuhnya yang tidak menyukai kebenaran. Sikap inilah yang harus dimiliki dan dicontoh oleh setiap umat Islam. Menegakkan kebenaran memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, ini bukan menjadi penghalang bagi kita untuk tidak menegakkan kebenaran.
Rasulullah memerintahkan, ''Katakanlah kebenaran itu walaupun pahit (mengatakannya)!'' Menegakkan kebenaran merupakan bagian dari dakwah. Artinya, kegiatan ini menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam. Ibnu Katsir, ketika menafsirkan surat Ali Imran (QS 3) ayat 104, mengatakan maksud dari ayat tersebut adalah ''hendaklah kamu sekalian menjadi sekelompok orang yang melaksanakan kewajiban dakwah''.
Dalam kaitan ini Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Kalau tidak mampu, hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Kalau tidak mampu, hendaklah ia mengubah dengan hatinya.
Dan itulah selemah-lemah iman.'' (HR Bukhari dan Muslim). Hadis di atas menunjukkan ragam pilihan yang dapat kita lakukan dalam menegakkan kebenaran. Jika kita memiliki kekuasaan, maka tegakkanlah kebenaran tersebut dengan kekuasaan. Dan, jangan dengan kekuasaan justru memutarbalikkan kebenaran yang dikarenakan kebencian dan tekanan dari pihak atau kelompok tertentu.
Dalam masalah ini, Allah memerintahkan, ''Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS 4: 135).
Menegakkan kebenaran merupakan salah satu prasyarat menuju masyarakat dan umat terbaik. Perhatikan firman Allah, ''Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.'' (QS 3: 110).