REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah memang selalu menekankan kemerdekaan sebagai tugas umat. Bahkan, semangat kemerdekaan dilihat sejalan dengan perintah Allah SWT.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan peran pelayanan sosial bagi Muhammadiyah merupakan aplikasi kalimat tauhid yang diturunkan Allah SWT. Maka itu, ia menekankan fungsi sosial merupakan tugas yang sangat vital, karena memiliki visi dan misi membebaskan atau yang biasa disebut tauhid sosial.
"Kalimat tauhid lailahaillallah itu mengandung dimensi pembebasan," kata Haedar di Rakernas MPS Muhammadiyah, Kamis (18/8).
Untuk itu, ia menegaskan bagi siapapun mereka yang merasa berkuasa dan melakukan penindasan kepada sesama, sesungguhnya telah berlawanan dengan prinsip tauhid. Pasalnya, lanjut Haedar, tauhid bukanlah semata hubungan dengan Allah SWT, melainkan harus memiliki nilai ihsan terhadap kemanusiaan itu sendiri.
Haedar menerangkan, Nabi Muhammad SAW telah menekankan kalau Allah SWT akan membela siapapun hamba yang membela saudaranya. Bahkan, ia menilai pesan ini sebenarnya telah dikatakan langsung Allah SWT lewat surah Al Maun, yang menjelaskan kalau seorang Muslim sebenarnya telah mendustakan agama ketika tidak peduli dengan sesama.
Menurut Haedar, pemikiran ini melahirkan komitmen militansi dan daya jelajah tanpa kenal surut Muhammadiyah, sebagai pembaharu sejati yang mampu menangkap konteks Alquran an dengan kondisi jaman. Karenanya, ia berpesan agar umat Islam harus bisa menggali dan mengelaborasi pemikiran Islam, yang akan melahirkan praksis sosial yang lebih tajam lagi.