Rabu 17 Aug 2016 15:57 WIB

Segelas Air Putih

Air putih
Foto: wikipedia
Air putih

Oleh: Muslimin

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkadang kegelisahan yang dialami seseorang, disebabkan ia lupa bahwa nikmat yang diperolehnya adalah anugerah Allah SWT. Kemudian yang lebih memprihatinkan lagi, sebagian orang menduga bahwa nikmat itu akan kekal selamanya.

Padahal, kekayaan yang dibanggakan, kedudukan yang terhormat, pendidikan yang tinggi, dan kecantikan yang menawan akan pudar selama-lamanya ditelan bumi. Tatkala ruh tercerai dengan badan yang terbujur kaku, tentu pada saat itu tidak ada lagi yang bisa dibanggakan.

Seperti kegelisahan yang membayangi Khalifah Harun ar-Rasyid sepanjang hari. Harun memerintahkan pengawalnya untuk mengundang seorang ulama yang dapat mengatasi kegelisahannya. Ketika tiba di istana yang megah, ulama tersebut disuguhi jamuan, hidangan, dan minuman yang luar biasa nikmatnya.

Selang beberapa waktu kemudian, terjadilah dialog yang akrab antara Khalifah Harun ar-Rasyid dengan ulama tersebut. "Wahai ulama, saat ini saya sedang berada dalam kegelisahan. Mohon arahannya agar pikiran saya jernih, jiwa saya tenang, dan jasmani saya kembali sehat," ungkap Khalifah.

"Sebelum saya menyampaikan nasihat, saya berterima kasih atas sambutan yang akrab, persahabatan, dan jamuan tuan ini. Bolehkah saya bertanya sesuatu kepada Tuan," tanya sang ulama.

"Silakan," jawab Khalifah Harun. "Begini, Tuan Khalifah. Segelas air putih ini kira-kira berapa harganya?"

"Harga segelas air putih ini sangat murah, hanya beberapa dirham. Kalau Anda mau, nanti saya kirim air yang banyak ke rumah Anda," jawab Harun ar-Rasyid.

"Terima kasih atas kemurahan hatinya, tuan Khalifah. Kalau diperkenankan saya ingin bertanya lagi. Apakah Baginda percaya bahwa Allah Maha Kuasa?" Khalifah menjawab, "Tentu saya percaya Allah Maha Kuasa dan memiliki segala sesuatu."

"Baginda, seandainya Allah SWT menjadikan tahun ini musim kemarau panjang. Sehingga kerajaan Tuan yang megah ini mengalami kekeringan. Kemudian hanya tersisa segelas air putih saja, yang dapat diminum. Pertanyaannya, Baginda mau membeli segelas air ini dengan harga berapa?" tanya ulama tersebut.

Suasana mendadak hening sejenak. Harun ar-Rasyid tampak berpikir serius mencari jawaban terhadap pertanyaan ulama tersebut. Kemudian Khalifah Harun ar-Rasyid pun menjawab. "Tuan ulama, kalau memang itu yang dikehendaki Allah SWT. Tentunya, demi keberlangsungan hidup, saya akan membeli segelas air putih itu dengan seluruh isi kerajaan."

Kemudian ulama tersebut melanjutkan nasihatnya, "Tuan Khalifah, ternyata seluruh kerajaan yang Tuan miliki, setara dengan segelas air putih. Kenyataan ini menunjukkan Allah SWT Maha Kaya. Sebaliknya, sedangkan kita makhluknya sangat lemah."

Mendengar nasihat ulama tersebut, Khalifah Harun ar-Rasyid menangis sambil berkata, "Terima kasih atas nasihatnya Tuan ulama."

Fragmen di atas menunjukkan bahwa semua yang kita miliki di dunia ini milik Allah SWT. Sebagaimana yang dipertegas Allah SWT, "Milik Allah SWT segala apa yang ada di langit dan di bumi." (QS. al-Baqarah [2]: 284).

Ketika seseorang menyadari bahwa semuanya miliki Allah SWT, ia tidak akan gelisah, bersedih, dan berduka. Tatkala kekayaan yang dimiliki, kedudukan yang tinggi, dan keindahan fisik memudar, ia akan bertasbih, "Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS al-An'am [6]: 162).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement