Kamis 11 Aug 2016 10:46 WIB

Gang Becek Agus Salim dan Sutan Sjahrir yang Menjual Mesin Jahit

Sutan Syahrir menandatangani perjanjian Linggarjati.
Foto:
Perdana Menteri pertama Indonesia Sutan Syahrir.

Kebersahajaan hidup, ketulusan pengabdian, dan kejujuran tidak menjadi monopoli pemimpin sesuatu golongan, termasuk pemimpin dari golongan yang kerap dicitrakan oleh lawan-lawan politiknya sebagai golongan borjuis.

Membaca kembali memoar tokoh Partai Arab Indonesia (PAI) dan Partai Sosialis Indonesia (PSI), Mr. Hamid Algadri, "Suka-Duka Masa Revolusi" (Jakarta, UI Press, 1991), mata saya terpaku pada penuturan Algadri di paragraf akhir halaman 89 dan seterusnya.

Saya kutip: ".... Pada suatu hari saya (Hamid Algadri --elha) berkunjung ke rumah Sjahrir di Jalan Jawa, dan duduk bercakap-cakap di ruang depan.

Tetapi hari itu ia kelihatan gelisah, sebentar-sebentar berdiri dan pergi ke ruang belakang. Ada apa ini, pikir saya. Saya pun akhirnya ikut pergi ke belakang.

Ternyata di situ saya lihat seorang lelaki yang sedang menunjuk-nunjuk mesin jahit yang ada di ruangan itu.

"'Ada apa?' tanya saya kepada orang itu.

"'Mesin jahit ini mau dijual,' jawabnya.

"Saya terkejut, dan menatap wajah Sjahrir. Segera saja ia menjelaskan dengan suara tenang, 'Ndak ada uang buat belanja.'

"Saya tinggalkan rumah Sjahrir, lalu pergi ke rumah teman-teman memberitahukan.

"Sejak itu secara teratur setiap bulan kawan-kawan mengumpulkan uang untuk disampaikan kepada mantan Perdana Menteri itu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement