REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Saat ini Universitas Islam Indonesia (UII) memiliki Halal Industrial Park (HIP). Lembaga yang dibentuk atas kerja sama Ikatan Keluarga Alumni Teknik Industri (IKATI) Universitas Islam Indonesia (UII) dan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII itu ditujukan untuk mengkaji produk-produk halal di tengah masyarakat.
Ketua Program Studi Teknik Industri UII, Yuli Agusti Rochman menyampaikan, HIP merupakan one stop Halal Centre Industry yang mengusung sinergi empat visi utama. Antara lain menjadi pusat pendidikan Halal, wirausaha Halal, komunitas Halal, dan jaminan Halal.
"Misi yang diemban oleh HIP ialah sebagai pusat pengembangan keilmuan dan penelitian serta implementasi industri rantai pasokan Halal untuk produk makanan maupun non-makanan dan juga jasa yang bersumber dari kearifan lokal Indonesia," tuturnya, kemarin.
Menurut Yuli, Indonesia sebagai salah satu pasar dengan populasi muslim terbesar memerlukan banyak sumberdaya manusia yang berpengetahuan dan pakar di bidang industri halal.
Oleh karena itu, sudah seharusnya Indonesia menangkap peluang untuk menjadi pusat Halal Park. Yuli berharap, HIP IKATI UII bisa menjadi sarana untuk menghasilkan lulusan yang mahir dalam praktek industri halal dan berwawasan keislaman.
Sementara itu, Ketua Harian IKATI, Ivan Lanovara menuturkan, negara-negara Asia seperti Malaysia, Thailand, hingga Taiwan semakin aktif dan progresif dalam pemenuhan produk Halal.
Baik pada penciptaan Halal Hub Dunia, Halal Laboratorium Dunia, maupun Halal Sertifikasi Dunia. Menurutnya kondisi tersebut akan memperkokoh kekuatan Asia sebagai pusat rujukan halal dunia.
Dengan tagline Membangun Khalifah Industri Berkompetensi Halalan Thoyiban untuk Kesejahteraan Global, HIP IKATI UII berusaha menjadi pelopor pendidikan industri dengan mengedepankan praktek Halal.
Ivan mengemukakan, khalifah Industri dalam HIP IKATI UII mengacu pada sinergi empat pilar utama berbasis digital dan teknologi, yaitu Halal Engineer, Halalpreneur, Halal Market dan Halal Quality Assurance.