REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu bangunan penting selama kekuasaan Ottoman di Sarajevo adalah Kompleks Gazi Husrev-Beg di Bascarsija. Bangunan ini merupakan wakaf yang kala itu menjadi ciri khas kepemimpinan Ottoman.
“Jika Anda ingin mengenal kami lebih jauh setelah beberapa era dari kekuasaan kami, silakan saksikan wakaf kami. Karena ini adalah karya terbaik yang kami miliki,” tulis Ottoman dalam sajaknya.
Meskipun wakaf tersebut digunakan untuk membangun sejumlah lembaga publik berstandar tinggi, Gazi Husrev-Beg memfokuskan pada bangunan pasar. Satu kesimpulan bahwa Gazi Husrev-Beg mengakui bahwa ekonomi dan perdagangan akan menjadi salah satu fondasi dan prinsip-prinsip terkuat yang menghasilkan pendapatan bagi Sarajevo.
Hingga Gazi Husrev-Beg diakui keahliannya sebagai 'proyek bangunan di Bascarsija'. Dengan demikian, tampak untuk mengubah wajah dan status Sarajevo.
Selain membangun pasar terkenal di dunia, Gazi Husrev-Beg juga berkeahlian membangun kompleks yang menyandang namanya. The Begova Dzamija atau Masjid Gazi Husrev-Beg, membuktikan bahwa masjid tersebut menjadi salah satu struktur Islam yang paling signifikan di Bosnia-Herzegovina.
Masjid dengan dasar yang bervariasi dilengkapi dengan sistem multi-kubah, dan konstruksi yang gagah, membedakannya dari semua masjid dengan sub-kubah yang dibangun di Bosnia-Herzegovina. Area shalat dari Masjid Gazi Husrev-Beg ditutupi oleh kubah dengan rentang 13 meter dan tinggi 26 meter.
Sementara sisi ekstensi ditutupi oleh kubah kecil. Perluasan ini disebut tetims dan memiliki pintu masuk yang terpisah yang digunakan untuk menyediakan tempat penampungan untuk darwis yang bepergian. Tak lupa mihrab ditutupi oleh semi-kubah.
Masjid Gazi Husrev-Beg ini diarsiteki oleh Adzem Esir Ali. Ia juga merupakan Kepala Arsitek Kekaisaran Ottoman pada saat itu. Dalam pembangunan masjid tersebut, Ali menerapkan gaya Istanbul pada periode awal yang memberikan tanda yang menonjolkan prestasi. Plastik batu dan ornamen stalaktit merupakan bagian integral dari nilai-nilai universalitas.
Masjid ini dibangun dari model aslinya, lalu hancur setelah serangan Eugene dari Savoy (1697 M). masjid kembali dibangun pada 1762 M, namun kemudian dibakar pada tahun 1879 M. Masjid Gazi Husrev-Beg kembali pulih sekali lagi pada tahun 1886 M.
Fitur lain dari kompleks Masjid Gazi Husrev-Beg antara lain air mancur, sekolah dasar Islam, ruang untuk ritual, situs makam, dan tempat muadzin saat beradzan di Masjid Gazi Husrev-Beg dengan tinggi menara 45 meter dilengkapi jam pada menara tersebut. Masjid ini mendoninasi pasar dan membentuk kompleks pusat terbesarnya. Keberadaannya telah melewati beberapa zaman yang memengaruhi kegiatan pembangunan lingkungan sekitarnya.