Jumat 29 Jul 2016 14:52 WIB

Warisan Peradaban Islam di Sarajevo

Rep: mgrol71/ Red: Agung Sasongko
kota Sarajevo
Foto: web.sabanciuniv.edu
kota Sarajevo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikenal sebagai kawasan dengan beragam etnis dan agama, Boznia-Herzegovina menyajikan banyak sejarah yang menawan, pemandangan indah, petualangan, serta kuliner khas yang begitu kaya. Negara pecahan Yugoslavia ini berperan penting dalam mengukir sejarah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, seni, arsitektur, juga peradaban Islam di Eropa Timur khususnya hingga kini.

Negara yang memiliki ibu kota Sarajevo ini memberikan kesan kemegahan. Sarajevo dapat diterjemahkan sebagai 'dataran sekitar istana' atau 'istana dataran' yang diberi oleh bangsa Turki saat mendatangi dan menyebarkan Islam di Yugoslavia. Pemandangan dari kaki langit menghadirkan sebuah alam yang sangat indah.

Gugusan Pegunungan Alpen menawarkan lanskap dunia kontemporer mengikuti pergantian waktu. Hal ini digambarkan dalam montase keberagaman agama dengan arsitektur sekuler, termasuk bangunan gereja, katedral, dan menara masjid sebagaimana yang dibangun oleh kerajaan ganda Austria-Hungaria dan Yugoslavia.

Kekuasaan Ottoman di Sarajevo

Arus Sungai Miljacka, sungai kebanggaan Sarajevo, membuat para pengunjung tidak ingin meninggalkannya karena terlihat sejuk, murni, dan segar. Hal ini karena sistem air yang dipasang oleh Isa-Beg Isakovic lalu diperbaiki oleh Gazi-Husrev Beg yang memerintah Bosnia dari 1521-1541. Langkah pertama yang dilakukannya pada saat itu, kayu dan pipa saluran air yang telah dibangun digunakan untuk memasok ke rumah-rumah pribadi, juga untuk publik. Seluas 7 km air tersebar luas dan kemudian digunakan sebagai dasar untuk sistem pasokan air modern.

Gazi Husrev-Beg mengungkapkan Sarajevo menjadi salah satunya bersamaan dengan wilayah Bosnia-Herzegovina yang lebih besar, karena kebanyakan dermawan dari orang-orang terkenal dan para pemimpin di Bosnia-Herzegovina, juga karena 'kekuatan luar biasa' dan kedermawanan gazi Husrev-Beg.

Meskipun Gazi Husrev-Beg merupakan pemimpin yang berpengaruh di Sarajevo, ia dapat dikatakan sebagai 'kaki tangan' Isa-Beg Isakovic (1457-1459 M), kota ini didirikan sebagai entitas dari Kekaisaran Ottoman. Isakovic menandakan kota dengan berbagai simbol, termasuk “Careva Dzamija” atau lebih dikenal Masjid Kaisar atau Masjid Imperial, sebuah sekolah dan pondok atas perintah darwis, musafirhana (penginapan gratis bagi wisatawan), hamam (bak mandi ala Turki), jembatan yang melintasi Sungai Miljacka, sistem air dengan pipa, dan Saray (istana), atau bahkan pengadilan yang memberi nama kota baru.

Kekuasaan Ottoman periode pertama membangun Masjid Kaisar sebagai representasi dari Sultan, bak mandi ala Turki, dan jembatan yang kemudian dibongkar pada masa pemerintahan kerajaan ganda Austria-Hungaria. Kekaisaran Ottoman kemudian membangun kembali di beberapa meter hulu, hingga hari ini masih diakui keberadaannya di wilayah tersebut.

Kemurnian Masjid Kaisar termasuk atapnya yang unik yang terbuat dari kayu dan secara signifikan lebih kecil dari bangunan yang ada saat ini. Masjid ini memiliki kubah di atas area shalat serta tiga kubah kecil di serambi atas perintah Sultan Sulaiman (1566 M). Pemasukan kubah ini bertentangan dengan atap yang unik tersebut. Ini mencerminkan khas arsitektur Ottoman.

Tembok serambi yang mengelilingi halaman Masjid Kaisar dibangun pada tahun 1847 dan 1912 M bersamaan dengan perluasan Gedung Majelis Ulama. Dilengkapi beberapa ruangan yang terhubung melalui sejumlah pintu di area utama shalat pada abad ke-19. Di dekorasi dengan cat dan interior indah yang dapat melestarikan dan memulihkan kembali kawasan masjid antara tahun 1980 dan 1983 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement