REPUBLIKA.CO.ID, BALLWIN, MISSOURI -- Sekolah ini merupakan sekolah Islam kelima di Amerika Serikat yang memiliki akreditasi ganda dari lembaga pendidikan Islam dan Non-Islam. Sekolah yang telah berdiri selama dua puluh lima tahun ini totalnya memegang tiga akreditasi sekaligus, yaitu dari negara bagian Missouri, badan pendidikan Islam di Amerika Utara (CISNA) dan lembaga akreditasi nasional.
"Sebelumnya kita sudah memegang akreditasi dari negara bagian Missouri, jadi sekarang, bersamaan dengan perayaan ke-25 tahun berdirinya sekolah ini, kami juga menjadi satu-satunya sekolah di negara bagian Missouri yang memegang tiga akreditasi sekaligus," terang Abdul Mun'im Jitmoud, kepala sekolah asal Thailand kepada VOA Indonesia.
Abdul Mun'im telah berpengalaman mengelola sekolah Islam di Amerika selama tiga puluh tahun. Menurutnya, untuk memperoleh akreditasi dari CISNA, sebuah sekolah harus mengimplementasikan dan mempromosikan ajaran Islam dalam sistem pendidikannya.
Akreditasi ini memberikan validasi bagi sekolah yang telah mengajarkan Qur'an, bahasa Arab, studi Islam dan pengetahuan lain berbasis Islam selama 25 tahun, terutama bagi para orang tua dan siswanya. "Saya senang bersekolah di sini karena banyak orang muslim di sini, saya jadi tahu lingkungan tempat saya berada," ujar Sumayah Naji, siswa Al-Salam yang duduk di kelas 10.
Sedangkan menurut Shakinah Chisti, sebagai guru Robotik, komputer dan bahasa Inggris, sekolah memiliki peranan penting dalam memperkenalkan budaya Islam kepada muridnya. "Sangat penting bagi para murid untuk mengenal budaya Islam. Di sisi lain, kita juga tidak khawatir atas apa yang mereka pelajari atau mereka makan, karena mereka bersekolah di sini. Para orang tua jadi lebih tenang," jelasnya.
Sekolah dengan murid berjumlah tiga ratus siswa yang tersebar dari TK hingga kelas 11 ini memiliki empat puluh sembilan orang staff dan pengajar, di antaranya seorang guru asal Indonesia, Rita Pritarini yang mengajar Al-Qur'an, bahasa Arab, dan studi Islam.
"Jadi yang kita lakukan di sini adalah berupaya untuk menyampaikan kembali informasi tersebut, kemudian mencoba merangkaikannya dan mengaitkannya dengan agama kita. Topik ini menjadi suatu hal yang membuat mereka penasaran, Muslim, teroris dan lain sebagainya," jelas Rita.
Selain mempekerjakan guru-guru beragama Islam, Al-Salam juga mempekerjakan staf dan guru non-Muslim, salah satunya adalah David Roseman yang sudah lima belas tahun mengajar siswa SMP dan SMA Al-Salam.
"Tujuan dari sekolah ini sama saja dengan sekolah biasanya, yaitu untuk mendidik anak, apapun latar belakangnya. Tugas sekolah adalah membantu mereka untuk belajar hal-hal yang berguna di masyarakat, membantu mereka berkembang dan tujuan saya adalah untuk mendidik mereka. Memang ini sekolah Islam, tapi saya mengajarkan disini hal-hal prinsip yang ingin saya ajarkan untuk anak-anak saya juga," ujar David yang mengajar Ilmu sosial, sejarah dan seni.
Kepala sekolah, Abdul Mun'im juga menjelaskan bahwa pihak sekolah menyeleksi rekrutmen guru-guru non-muslim dengan teliti.
"Kami menyeleksi guru-guru non-Muslim dengan sangat teliti. Ketika kami menerima mereka untuk mengajar disini, saya sendiri yang akan memberi mereka pengetahuan dasar tentang Islam, dan Masya Allah, banyak dari mereka yang mengimplementasikan nilai-nilai Islam di kelas semampu mereka," demikian Abdul Mun'im.