REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Aksi bom bunuh diri yang terjadi pada akhir Ramadhan dan menjelang Idul Fitri lalu, di sejumlah wilayah membuat prihatin dan geram banyak pihak. Lembaga Dakwah Islam Indonesia angkat bicara menyikapi aksi biadab tersebut.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat LDII, Chriswanto Santoso, mengatakan LDII mengecam aksi-aksi penggunaan kekerasan dan nengutuk keras tindakan teror bom dengan alasan apapun yang terjadi di beberapa belahan dunia manapun.
Di antaranya di Bandara Internasional Ataturk di Istanbul-Turki, di kafe/restoran di Gulshan, Dhaka-Bangladesh, di pasar Karada, Baghdad-Irak, di luar masjid Nabawi di Madinah-Arab Saudi dan kota lainnya, serta di Markas Komando Polresta Surakarta, Jawa Tengah-Indonesia.
“Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan bunuh diri sebagai pembuktian keimananan seseorang, “ katanya saat berbincang dengan Republika, Jumat (8/7).
Ia mengatakan, terorisme merupakan musuh bersama seluruh umat manusia, oleh karenanya pihaknya mengajak seluruh umat beragama dan semua elemen masyarakat untuk bekerja sama membantu pihak keamanan dan unsur-unsur yang terkait agar segera mengusut tuntas kasus-kasus tersebut.
Tak lupa, Chriswanto mengimbau intensitas tali silaturahim di intra dan antaragama ditingkatkan pada Syawal ini sehingga terwujud rasa persahabatan antarumat manusia di manapun berada.
Ia berpendapat, kerjasama dari semua pihak dengan peningkatan frekuensi silaturahim merupakan benteng kultural yang kuat dalam mereduksi peluang tindak kekerasan.