REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kementerian Agama Rokan Hulu, Provinsi Riau menyebut, daftar tunggu berangkat menunaikan ibadah haji berdasarkan data Sistem Komputeraisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencapai 5.000 orang atau terakhir diberangkatkan sampai tahun 2036.
"Kalau warga Rohul (Rokan Hulu) mendaftar hari ini, baru bisa berangkat 20 tahun mendatang. Ini terjadi karena kuota berangkat haji reguler kita terbatas," ungkap Kepala Kantor Kemenag Rohul, Ahmad Supardi Hasibuan di Pekanbaru, Kamis (23/6).
Untuk memberangkatan reguler, lanjut dia, daerah tersebut hanya mendapatkan kouta berangkat haji tidak lebih dari 250 orang calon jamaah haji seperti musim haji tahun 1437 Hijriah atau tahun ini tercatat sebanyak 248 orang akan diberangkatkan.
Ahmad membeberkan, setiap tahun pemerintah memberi prioritas kepada para calon jamaah haji yang belum pernah berangkat menunaikan rukun Islam kelima itu dengan memberi waktu yang panjang terhadap pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahap pertama.
Setiap tahun jumlah umat Islam ingin beribadah haji ke Tanah Suci terutama dari Rohul terus meningkat, sementara kuota yang diberikan terbatas karena akibat perluasan Masjidil Haram di Kota Makkah, Arab Saudi.
"Kalau secara prinsip, kebijakan tersebut tidak menimbulkan masalah. Bahkan hal itu membuat peluang sangat besar bagi belum berhaji. Tapi kendala di lapangan, suami istri sudah dijadwalkan berangkat tahun ini. Ternyata si suami sudah haji, sehingga istri mau tidak mau harus berangkat sendirian," ucapnya.
"Lebih parah lagi, apabila si istri tersebut sudah berusia lanjut. Sehingga hal ini akan menjadi masalah serius bagi petugas haji, karena tentu harus terdapat orang yang mengurusi," kata Ahmad menerangkan.
Data pihaknya, terdapat 16 orang calon jamaah haji asal Kabupaten Rohul dari total 238 orang sesuai nomor keberangkatan tahun ini, akan melunasi BPIH embarkasi Batam sebesar Rp32.113.606 per orang.