Kamis 16 Jun 2016 18:55 WIB

Sertifikasi Mubaligh Masih Jadi Kontroversi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Mubaligh
Mubaligh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Machasin mengatakan sertifikasi para mubaligh atau dai penting karena tidak semua mubaligh paham dengan budaya Indonesia. Namun sertifikasi itu sendiri hingga saat ini masih kontroversi dan sensitif.

“Banyak orang memperdebatkan istilahnya dibandingkan maksud dan tujuannya, padahal ketika orang berdakwah kelas mesti ikut aturan,” ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (16/6).

Membuat aturan ini pun tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kementerian Agama, juga perlu bersama dengan MUI dan Ormas Islam. Machasin mengatakan terlepas dari sertifikasi, pendakwah haruslah mereka yang berkompeten dalam bidang agama.

Selain itu mereka juga tidak bertentangan dengan regulasi pemerintah apalagi sampai anti-NKRI dan anti-Pancasila. “Dai juga harus mengerti budaya setempat, tidak boleh berdakwah tapi bertentangan dengan budaya bahkan membawa masuk budaya daerah lain, ini jelas berdampak negatif nantinya,” ujar dia.

Meski demikian, saat ini Kemenag belum mendapatkan laporan adanya aturan sertifikasi mubaligh di daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement