REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) meluncurkan program pelatihan mengemudi bagi para penerima zakat, Selasa (14/6). Program ini kerjasama IZI dengan Laznas Chevron. Pelatihan tersebut, masuk ke dalam program IZI to Success.
Direktur Pendayagunaan Zakat IZI, Nana Sudiana mengajak donatur, untuk nantinya dapat menyerap para peserta pelatihan mengemudi angkatan pertama. Penerima zakat mendapatkan pembekalan langsung di hari pertama peluncurannya.
"Setelah mengemudi, IZI punya banyak donatur, hampir 100 ribu. Siapa tau ada yang bisa menyerap lulusan program pelatihan pertama yang mencapai 10 orang," kata Nana di Kantor IZI, Jakarta Timur, Selasa (14/6).
Nana mengatakan, para penerima zakat dari program mengemudi tidak memiliki batasan umur, yang terpenting mereka ingin bekerja. Bagi mereka di usia 40-50 tahun pun masih bisa, apabila mereka ingin beralih dari pekerjaannya saat ini.
Sementara Laznas Chevron memiliki dua program utama kepada penerima zakat, diantaranya konsumtif, untuk pemberian sembako, dan kedua, program produktif. Pelatihan mengemudi mobil yang diluncurkan IZI, dianggap sejalan dengan program produktif dari Laznas Chevron. Sebab, para peserta diberikan pembekalan terlebih dahulu, hingga mereka dapat terampil, dan nantinya akan bisa mencari nafkah untuk keluarga.
"Kita bekerjasama memberikan pelatihan dengan tujuan memancing penerima zakat, supaya mereka bisa mengubah kehidupan mereka. Kita harapkan, setelah mereka terampil, mereka bisa mencari nafkah dan mandiri," ujar Direktur Laznas Chevron Jakarta, Denies Syahruddin.
Ia mengungkapkan, total dana yang disumbangkan dari program yang bekerjasama dengan IZI, untuk satu paket pelatihan sekitar Rp 37 juta. IZI juga bermitra dengan sekolah mengemudi Ar-Rahman, agar para peserta terampil mengemudi mobil.
Adapun IZI to Success merupakan program pemberdayaan dana zakat IZI di bidang ekonomi, yang meliputi program pelatihan ketrampilan dan pendampingan wirausaha. Program ketrampilan kerja IZI bagi mustahiq, bertujuan untuk memberikan softskill dan hardskill berupa menjahit, tata boga, mengemudi, mencukur dan memijat serta bekam.
Beberapa jenis pelatihan tersebut akan dikelola pada Program Inkubasi Kemandirian (PIK). Setelah selesai pelatihan, nantinya para peserta diharapkan memiliki keterampilan yang dapat digunakan sebagai kemampuan tertentu, untuk meningkatkan kualitas hidup peserta.