Selasa 14 Jun 2016 21:15 WIB

BAZNAS: 'Dana Zakat Bisa Biayai Infrastruktur Daerah'

  Wakil Ketua BAZNAS Zainulbahar Noor (kiri) didampingi Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS Moh Arifin Purwakananta memberikan keterangan pers kepada wartwan, di Jakarta, Selasa (7/6). (Republika/Darmawan)
Foto: Republika/Darmawan
Wakil Ketua BAZNAS Zainulbahar Noor (kiri) didampingi Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS Moh Arifin Purwakananta memberikan keterangan pers kepada wartwan, di Jakarta, Selasa (7/6). (Republika/Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Zainul Bahar Noor, mengatakan besarnya potensi dana zakat di Indonesia bisa membiayai berbagai infrastruktur negara di daerah miskin.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, Zainul meyakini apabila potensi zakat sebesar Rp 217 triliun terpenuhi, bisa membantu pemerintah dalam membangun infrastruktur di sejumlah daerah. "Potensi dana zakat Rp 217 triliun apabila terkumpul, ini memungkinkan Baznas serta perangkatnya untuk membangun infrastruktur di area miskin," ujar dia.

Zainul berpendapat, dana zakat yang terkumpul bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan yang masih menjadi salah satu permasalahan negara. "Semakin tinggi zakat yang bisa dikumpulkan makin bisa untuk mengentaskan kemiskinan," jelas dia.

Namun demikian, Zainul berharap pada pemerintah agar bisa membantu Baznas untuk memperbesar kegiatan lembaga amil zakat tersebut. Berdasarkan data dari Baznas, potensi zakat warga Indonesia sebesar Rp217 triliun saat ini baru 1,2 persen atau sebesar Rp2,6 triliun yang terkumpul.

Rendahnya penerimaan zakat dari potensi keseluruhan, kata dia, dikarenakan beberapa faktor seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar zakat dan rendahnya penyaluran zakat melalui berbagai resmi alias melalui perorangan secara langsung.

Selain itu, ungkap Zainul Bahar Noor, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga zakat juga menyebabkan rendahnya penyaluran zakat melalui lembaga resmi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement