REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Yusuf Mansur menyayangkan semakin minimnya masjid-masjid di pusat kota yang memberi ruang kreativitas dan aktivitas untuk anak. Minimnya ruang bagi anak tersebut terlihat dari semakin minimnya kegembiraan anak-anak bermain dan berkumpul di area masjid saat Ramadhan.
"Dulu, waktu kita kecil, area masjidlah menjadi tempat kita bermain. Nakal-nakal sedikit tidak apa-apa. Kalau sekarang, suasana seperti itu sudah jarang karena saat ini masjid-masjid tidak lagi ramah terhadap anak-anak seperti dulu," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (10/6).
Menurut dia, keceriaan anak-anak di area masjid terutama selama Ramadhan akan memberikan memori dan nostalgia tersendiri bagi mereka ketika dewasa. Ia mengaku masa-masa bangor (nakal) bersama teman-teman di area masjidlah yang memupuk perasaan rindu ke masjid.
Secara pribadi Ustaz Yusuf Mansur lebih membiarkan anak-anak bercanda di masjid, daripada tidak ada anak-anak sama sekali di dalam masjid. "Kalau anak-anak bercanda di masjid, itu namanya mereka betah," ujar dia.
Namun, yang terjadi di masjid-masjid, terutama di kota-kota sekarang, ada anak-anak bercanda di sekitar masjid malah dikejar dan diusir. Ia khawatir, kalau itu terus dilakukan, anak-anak akan tidak betah dan menjauhi masjid.
Kepada pengurus-pengurus masjid ia berpesan, tidak ada salahnya memberi ruang kreativitas anak-anak di masjid. Seperti kalau yang ceramah, coba dipersilakan kepada anak kecil atau anak-anak remaja tanggung. "Kasih aja kesempatan, ngomong apa aja," kata dia.
Menurut dia, hal itu akan menarik dan tentu menjadi pengalaman bagi mereka. Begitu pula azan, bisa meminta dilakukan oleh anak-anak, jadi tidak harus orang dewasa. Yang penting, menurut dia, anak-anak jangan menjadi imam dulu.
Itulah khazanah kekayaan keislaman masyarakat dulu yang kini mulai hilang.