Jumat 03 Jun 2016 15:24 WIB

Nilai Tukar Dolar Melambung, Minat Muslim Indonesia untuk Umrah Tetap Tinggi

Red: M Akbar
jamaah umrah dari Hannien Tour
Foto: istimewa
jamaah umrah dari Hannien Tour

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melambungnya harga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ternyata tidak memengaruhi minat umat muslim untuk menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci. Minat umrah ini justru semakin melejit menyusul antrean panjang ibadah haji serta kebijakan pemerintah yang membatasi jamaah asal Indonesia untuk berhaji.

''Ketertarikan umat muslim untuk umrah justru semakin tinggi dengan adanya pembatasan haji yang dilakukan pemerintah. Dolar yang tinggi juga tidak berpengaruh,'' kata Direktur Utama PT. Utsmaniyah Hannien Tour, H. Farid Rosyidin, saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat (3/6).

Sejak berdiri 6 tahun silam, Farid mengatakan, pihaknya telah memberangkatkan ribuan jamaah ke Tanah Suci. Pada tahun ini, kata dia, jamaah Hannien Tour diprediksi mengalami pertumbuhan hingga 400 persen dari tahun sebelumnya. ''Kami memiliki target perusahaaan yang terus tumbuh lebih dari 1000 persen dan memberangkatkan 25 ribu jamaah untuk tahun 2017,'' ujarnya.

Lebih lanjut Farid mengatakan saat ini pihaknya berupaya untuk membidik masyarakat perkotaan yang sering berbelanja atau melakukan hang-out di tempat-tempat pusat perbelanjaan untuk beribadah umrah. Bentuk jemput bola tersebut dilakukan dengan membuka gerai kantor cabang di sembilan pusat perbelanjaan.

Farid menyadari gaya hidup kaum perkotaan sekarang ini lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berlibur ke pusat-pusat perbelanjaan. Ia melihat hal semacam ini sudah menjadi gaya hidup perkotaan yang sudah lazim.

''Harapan kami masyarakat muslim yang memiliki minat tinggi untuk umrah akan bisa semakin mudah untuk mendapatkan informasinya, sekaligus juga memperkuat branding kami di masyarakat perkotaan,'' katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement