Rabu 18 May 2016 14:14 WIB

Banyak Mahasiswa UIN Kunjungi Pusat Kajian Hadis

Rep: c23/ Red: Damanhuri Zuhri
Direktur Pusat Kajian Hadis (PKH) Jakarta, Dr Ahmad Lutfi Fathullah
Foto: ROL
Direktur Pusat Kajian Hadis (PKH) Jakarta, Dr Ahmad Lutfi Fathullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Kajian Hadis (PKH) Jakarta, Dr Ahmad Lutfi Fathullah mengungkapkan, selain menciptakan digita hadis, PKH juga menciptakan sebuah situs lainnya untuk memudahkan umat berinteraksi dan memperdalam ilmu Alquran. Laman situs tersebut dapat dikunjungi melalaui www.alquranalhadi.com.

Lutfi mengaku, sejak empat tahun lalu, lembaganya tengah konsen terhadap proses digitalisasi kitab-kitab hadis, termasuk Alquran.

Bahkan, dalam rentang waktu empat tahun tersebut, PKH kerap melakukan kunjungan atau roadshow ke universitas-universitas dan pondok pesantren untuk membimbing mereka membuat aplikasi atau program seperti yang dikreasikan PKH.

Dalam kunjungan tersebut, Lutfi memperlihatkan kepada para mahasiswa dan santri perihal aplikasi dan program yang dibuatnya. “Kita menunjukkan apa yang kami buat, penggunaannya bagaimana, kalau mau bikin, kami juga menawarkan untuk belajar di tempat kami,” ujarnya.

Untuk proses belajar dan bimbingan dalam membuat aplikasi atau program, para santri, serta mahasiswa yang datang ke PKH tidak dikenakan biaya apapun. “Cukup datang ke PKH, biayanya free atau kita yang tanggung,” kata Ahmad.

Hingga saat ini, menurut dia, cukup banyak mahasiswa yang datang ke PKH untuk belajar membuat aplikasi atau program. Bahkan, lanjutnya, UIN se-Indonesia pernah mengirim perwakilan mahasiswanya ke PKH untuk menyerap ilmu tersebut.

Kendati demikian, proses pengajaran membutuhkan waktu yang relatif. “Tidak bisa juga dalam sepekan langsung mengusai ilmunya,” kata Lutfi menjelaskan.

Menurutnya, saat ini, selain perpustakaan hadis dalam bentuk fisik, dibutuhkan pula dalam bentuk digital. Sebab, zaman yang menuntut demikian. Karena itu PKH, terus berinovasi untuk menghasilkan lebih banyak lagi program dan aplikasi yang dapat dimanfaatkan umat untuk belajar.

Ia menilai dengan adanya program atau aplikasi digital, umat juga akan semakin mudah untuk belajar hadis. Cukup mengakses aplikasi atau program yang telah dimilikinya. “Kalau hanya berupa lembaran-lembaran (kitab fisik), aksesnya kan sulit, distribusinya juga agak susah. Intinya terbatas lah,” katanya.

Kendati demikian, Ahmad tak melupakan pentingnya kitab-kitab hadis dalam bentuk fisik. Sejak didirikan pada 2008 lalu hingga saat ini, PKH telah mengoleksi lebih dari 10 ribu judul kitab hadis.

Hadirnya perpustakaan hadis dalam bentuk fisik dan digital, kata Ahmad, diharapkan dapat menyokong misi yang hendak dicapai PKH. Yakni, selain menjadi pusat informasi hadis, PKH juga berperan dalam menjaga kemurnian ajaran Islam, khususnya yang bersumber dari hadis-hadis Rasulullah SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement